- Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur) dan tumpang sari dengan kacang tanah.
a) | Sistem Monokultur |
|
- Buat
larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak guludan
dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar
lubang 25-30 cm.
- Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk tempat pupuk.
- Tanamkan
bibit ubi jalar ke dalam lubang atau larikan hingga angkal batang
(setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat
pangkal setek (bibit).
Masukkan
pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP seluruh bagian ditambah
KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau larikan,
kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan
adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg
TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCl/ha). Pada saat tanam diberikan
pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah KCl 34 kg per hektar.
Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian pupuk N (urea) dan K
(KCl).
|
b) | Sistem Tumpang Sari |
|
Tujuan
sistem tumpang sari antara lain untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi
ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara
penanaman sistem tumpang sari prinsipnya sama dengan sistem monokultur,
hanya di antara barisan tanaman ubi jalar atau di sisi guludan ditanami
kacang tanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm, dan jarak tanam
kacang tanah 30 x 10 cm.
|
- Cara Penanaman
Bibit
yang telah disediakan dibawa ke kebun dan ditaruh di atas bedengan.
Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun dengan tanah
kemudian disirami air.
Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan
semua pucuk diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu
batang, bagian batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.
Pada
tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30 cm. Untuk
areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang.
Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan pada awal musim
hujan (Oktober), atau awal musim kemarau (Maret) bila keadaan cuaca
normal. Dilahan sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah segera
setelah padi rendengan atau padi gadu, yakni pada awal musim kemarau.
- PEMELIHARAAN
- Penjarangan dan Penyulaman
Selama
3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus harus
diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.
Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan
mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru,
dengan menanam sepertiga bagian pangkal setek ditimbun tanah.
Penyulaman
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari
tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek)
untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang
teduh.
- Penyiangan
Pada
sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya
mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing tanaman ubi
jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan
sinar matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera disiangi.
Bersama-sama kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu
menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.
- Pembubunan
Penyiangan
dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan setelah
tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan. Tata cara
penyiangan dan pembumbunan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a) | Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar. |
b) | Gemburkan
tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan, kemudian
tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan. |
c) | Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan hingga tanah cukup basah. |
- Pemupukan
Zat
hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup
tinggi, yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42 kg
TSP), dan 110 kg K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton
ubi basah. Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut
saat panen, menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi
tanaman.
Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis
tanah atau tanaman di daerah setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan
secara umum adalah 45-90kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg
P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (±100 kg KCl/ha).
Pemupukan
dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal.
Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di
sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm,
kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun
dengan tanah.
Pengairan dan Penyiraman Meskipun
tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal pertumbuhan
memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah atau
guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit
hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh
pembuangan. Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu hingga
tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan
perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan
dikurangi atau dihentikan.
Waktu pengairan yang paling baik
adalah pada pagi atau sore hari. Di daerah yang sumber airnya memadai,
pengairan dapat dilakukan kontinu seminggu sekali. Hal Yang penting
diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah menghindari agar tanah
tidak terlalu becek (air menggenang).
|
|
No comments:
Post a Comment