Translate

Tuesday, July 19, 2016

MELIRIK BISNIS BURUNG BERKICAU

Berbagi sedikit hari ini, banyak sekarang yang berubah hoby dan bisnisnya ke budidaya burung berkicu, makanya kali ini saya coba share dari artikel yang saya dapatkan.
Sebenarnya saya tidak mengira bisnis burung kicau ini bisa sebegitu besar perputaran uang yang ada di dalamnya. Saya sendiri meskipun bukan pebisnis burung kicau, namun sering berkomunikasi dengan pelaku usaha tersebut. Karena selain lokasi tempat tinggal yang dekat dengan pasar, ya karena saya juga termasuk penikmat merdunya kicauan burung kicau. Dari sekedar ngobrol ringan dengan pelaku bisnis ini, saya mendapatkan informasi terkait perputaran uang yang sangat wow bagi saya pribadi.



Saya terkaget-kaget dengan omzet yang mampu dihasilkan dari berbisnis burung kicau ini. Apalagi jenis burung kicau yang tergolong mahal, sungguh omzet yang menggiurkan. Ambil contoh saja, pada burung Murai, jenis burung ini termasuk golongan yang sedikit mahal.
Kebetulan ada seorang teman yang juga peternak burung jenis ini. Menurut pengalamannya, burung ini bisa dihargai 500 ribu sampai 750 ribu untuk anakan, dan bahkan bisa lebih tergantung pada jenisnya, jika jenis dari unggulan harganya bisa dipastikan akan lebih mahal.
Nah, dari sini kita bisa bayangkan, berapa penghasilan yang bisa didapatkan dalam satu bulan. Sedangkan dalam sekali bertelur burung tersebut rata-rata bisa mencapai 3 sampai 4 butir. Itu adalah contoh kecil saja. Namun ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui sebelum benar-benar terjun menjadi penangkar burung kicau. Karena untuk menjadi peternak burung kicau, memerlukan pengetahuan yang lebih dalam dan tentu saja pengalaman yang tinggi.
Nah, dari beberapa kali percakapan dengan banyak peternak burung kicau, ada beberapa kesimpulan yang bisa saya ambil jika ingin memulai bisnis burung kicau ini. Setidaknya ada lima poin yang harus Anda persiapkan dahulu sebelum memulai bisnis ini. Simak di bawah ini.



1. Pilih Burung Kicau yang Ingin Anda Tangkarkan

Tentu saja ini menjadi yang utama, pastikan dulu burung yang ingin Anda ternak. Saran saya, sebagai pemula, lebih baik pilih burung dengan harga yang tidak terlalu mahal dahulu. Atau kalau tidak, Anda bisa memilih burung yang Anda sukai saja. Kenapa yang disukai, karena biasanya peliharaan yang disukai pasti akan dirawat dengan sepenuh hati dan tidak asal-asalan.

2. Pelajari Burung yang Anda Pelihara dengan Benar

Jangan sampai Anda belum memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai burung yang akan Anda ternak lalu kemudian Anda memutuskan untuk membuka usaha peternakan burung kicau. Sebaiknya Anda mencari referensi peternak yang sudah sukses, lalu jangan sungkan untuk bertanya langsung mengenai seluk beluk penangkaran burung kicau yang akan Anda ternak. Biasanya untuk burung kicau dengan harga mahal, akan memiliki tingkat kesulitan yang lebih juga dalam penangkarannya.

3. Bisnis Penangkaran Burung Kicau Mempunyai Pasar Khusus

Anda harus mempelajari juga bagaimana pangsa pasar burung kicau tersebut di daerah Anda. Dimana Anda harus menjual, kemudian bagaimana tingkat persaingannya juga harus Anda pelajari dengan matang. Cukup banyakkah peminat dari burung kicau yang Anda ternak, atau mungkin sudah banyak penangkaran burung sejenis di daerah sekitar Anda. Anda harus tahu semua hal tersebut, untuk menentukan strategi selanjutnya dalam bisnis burung kicau ini.

4. Pelajari Ketersediaan Sumber Daya

Ini terkait ketersediaan sumber daya untuk memulai bisnis burung kicau. Mulai dari ketersediaan tempat, sampai bagaimana Anda mencari pakan ternak nantinya. Apakah itu semua sudah tersedia, sebaiknya Anda juga melakukan kajian yang mendalam. Jangan sampai setelah Anda mulai membuka bisnis penangkaran burung kicau, kemudian Anda kesulitan mencari pakan ataupun vitamin dan kebutuhan lainnya. Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan bisnis Anda.

5. Perhitungkan Juga Waktu dan Tenaga

Biasanya, pebisnis burung kicau ini berawal dari sekedar hobi jadi bisnis sehingga awalnya hanya dijadikan usaha sampingan. Jika Anda seperti itu, maka perhitungkan dengan tepat seberapa banyak waktu yang Anda miliki untuk mengurusi peternakan Anda. Jangan sampai peternakan Anda terbengkalai karena kurang atau tidak adanya waktu luang untuk menanganinya.
Selain itu, tenaga juga harus menjadi perhatian utama Anda. Karena tentu setelah melakukan aktifitas pekerjaan pasti energi akan terkuras. Untuk itu, sebaiknya pada permulaan, jangan terlalu memforsir dengan memelihara banyak burung. Secukupnya saja, artinya semampu Anda dalam menanganinya.

BUDIDAYA BURUNG


Berikut peluang yang sangat menjanjikan tentang budidaya Burung, yang Dikutip dari TRIBUNNEWS.COM --
Memiliki suara kicauan yang merdu, membuat burung murai batu menjadi primadona para pecinta burung berkicau. Wajar, jika banyak masyarakat membudidayakan murai. Apalagi, harga jual murai bernilai ekonomis tinggi. Pembudidaya bisa meraup omzet dari ternak murai Rp 70 juta per bulan.
Di kalangan kicau mania alias pecinta burung berkicau, nama burung murai batu sudah tidak asing lagi. Burung yang memiliki nama latin copsychus malabaricus ini, telah menjadi ikon kontes lomba burung berkicau.
Murai batu dari hutan Sumatera yang paling banyak diburu pecinta burung kicau. Selain suaranya merdu dan kencang, murai Sumatra banyak variasi nadanya. Bentuk ekornya bisa memanjang ke bawah hingga 30 cm.
Ketika berkicau, burung murai pandai meniru bunyi suara yang ada di sekitarnya. Misalnya, burung murai bisa meniru suara tembakan, air terjun dan suara binatang lainnya seperti kera, kucing, serta ayam. Dengan berbagai kelebihannya itu, wajar, jika banyak masyarakat yang kepincut membudidayakan murai batu. Apa lagi, burung ini bernilai ekonomis tinggi.
Salah satu pembudidaya burung murai batu adalah Agus Setiawan asal Medan Deli, Sumatra Utara. Menurutnya, bisnis burung Murai memang menguntungkan. Untuk yang masih anakan saja, Agus biasa menjual Rp 1,2 juta per ekor. Sedangkan untuk indukan, ia membanderol Rp 3,7 juta per ekor. Jika burung yang sering menang lomba, Agus menjual seharga lebih dari Rp 5 juta.
Agus sudah membudidayakan murai sejak 2010. Pada awalnya, ia hanya hobi memelihara burung murai di depan rumah. Berjalannya waktu, sang istri menyarankan kepada Agus agar membudidayakan murai.

Agus mengamini saran sang istri. Alhasil, pada tahap awal, Agus membeli 3 pasang burung Murai ke penangkaran burung di Medan untuk mulai membudidayakan burung endemik Asia ini.
Saat ini, Agus membudidayakan murai batu di atas lahan sekitar 1.000 meter persegi di dekat rumahnya di bilangan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli. Di lahan tersebut, Agus membudidayakan 100 murai.
Agus mengklaim, dari hasil penangkaran, ia bisa menjual sekitar 20 ekor-30 ekor murai per bulan. Pembelinya banyak berasal dari luar Medan. Antara lain, Jakarta, Batam, Pekanbaru, bahkan dari negeri tetangga Singapura dan Malaysia. Dus, omzet usahanya ini bisa mencapai Rp 70 juta per bulan.

Pembudidaya lain adalah David Susilo asal Kudus, Jawa Tengah. David telah membudidayakan murai sejak 2004 dengan bendera usaha David Bird Farm.
Ada dua tempat yang digunakan David untuk budidaya murai, yakni kandang dan di sangkar. Di dua lahan itu, David membudidayakan 80 ekor murai. Ia membanderol murai Rp 3,5 juta-Rp 15 juta per pasang. “Murai yang harganya Rp 10 juta ke atas, berusia 1 tahun-2 tahun,” katanya.
Dalam sebulan, David mengaku bisa menjual 10 ekor-20 ekor murai batu. Omzet dari budidaya murai berkisar Rp 35 juta- Rp 50 juta per bulan.