Translate

Tuesday, May 27, 2014

BUDIDAYA SEMUT RANGRANG (KROTO)

Selamat sore, kali ini kupasan Peluang Usaha mengenai Budidaya Semut merah atau bahasa saya (Rarangge) ada lagi di tempat saya menyebut kirang-rang, tapi apapun itu sebutannya yang penting hasilnya....
Dalam ilmu ekonomi "Semakin kurang barang dipasaran maka harganya akan semakin mahal" nah beternak ini belum banyak orang mengembangkannya maka kesempatan bagi kita untuk mengambil kesempatan ini.
Spesies semut kroto bisa kita jumpai di benua Asia dan Afrika.persebaran semut ini dimulai dari india, Australia hingga Indonesia. Meskipun begitu tidak semua daerah di Indonesia terdapat jenis semut kroto rangrang ini. Kisaran habitatnya juga luas seperti kawasan pesisi, hutan-hutan sekunder dan perkebunan.permintaan Kroto telur dari senut rangrang ini sangat tinggi dipasaran meskipun kroto ini dibanderol cukup tinggi dipasaran antara Rp. 100.000 -200.000,- Per Kilogram bahkan didaerah lain sangat tinggi.
Semut adalah, Semua serangga semua suku Formicidae. Bangsa Hymenoptera. Dan semut memiliki dari 12.000 jenis (Spesies), Dan sebagian besar hidup di kawasan Tropika. Sebagian besar semut di kenal sebagai serangga Sosial. Dengan koloni dan dan Sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Dan anggota koloni terbgi menjadi semut pekerja, Semut pejantan, Dan ratu semut. Di mungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat mengusai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut terkadang di sebut (Superorganisme) Karena Koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, Semut termasuk hewan terkuat di Dunia. Karena semut jantan mampu menopang beban dengan berat 50 kali dari berat badanyasendiri. Bisa di bandingkan dengan Gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali badanya sendiri, Semut tersebut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali dari berat badanya sendiri.

Nah, Langsung saja ke inti artikel Cara Mudah Dan Teknik Lengkap Budidaya Kroto. Semut rangrang adalah serangga eusosial atau (Sosial sejati)Dan kehidupan koloninya sangat bergantung pada keberadaan pohon atau (arboreal) Mereka membuat sarang yang terbuat dari Lembar-lembar daun yang Mula-mula saling di rekatkan oleh Semut-semut Pekerja. Lalu di perkuat dengan sutra yang dikeluarkan oleh Larva Nya.

Semut adalah, Semua serangga semua suku Formicidae. Bangsa Hymenoptera. Dan semut memiliki dari 12.000 jenis (Spesies), Dan sebagian besar hidup di kawasan Tropika. Sebagian besar semut di kenal sebagai serangga Sosial. Dengan koloni dan dan Sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Dan anggota koloni terbgi menjadi semut pekerja, Semut pejantan, Dan ratu semut. Di mungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat mengusai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut terkadang di sebut (Superorganisme) Karena Koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, Semut termasuk hewan terkuat di Dunia. Karena semut jantan mampu menopang beban dengan berat 50 kali dari berat badanyasendiri. Bisa di bandingkan dengan Gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali badanya sendiri, Semut tersebut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali dari berat badanya sendiri.

Nah, Langsung saja ke inti artikel Cara Mudah Dan Teknik Lengkap Budidaya Kroto. Semut rangrang adalah serangga eusosial atau (Sosial sejati)Dan kehidupan koloninya sangat bergantung pada keberadaan pohon atau (arboreal) Mereka membuat sarang yang terbuat dari Lembar-lembar daun yang Mula-mula saling di rekatkan oleh Semut-semut Pekerja. Lalu di perkuat dengan sutra yang dikeluarkan oleh Larva Nya.




Di dalam sarang dapat di temukan Ratu semut yang berwarna hijau muda Kemerah-merahan. Dn ribuan semut pekerja yang berukuran besar (Yang di sebut Maksima). Dan yang berukuran kecil di sebut (Minima). Pekerja maksima bertugas untuk mencari Pakan, Mempertahankan dan mengelola sarang, Dan memperbesar koloni, Sedangkan pekerja minima bertugas mengasuh Semut-semut muda Dan sekaligus beternak Serangga-serangga Simbion. Misalnya, Kutu perisai, Perilaku beternak tersebut sering mengkuatirkan para petani, Karena hal ini berarti juga memelihara (Hama potensial) Pada tanaman Budidaya.

Semut Rangrang tidak mengumpulkan pakan dalam sarangnya, Tetapi mendapatkan pakan dengan cara memerah cairan manis dari Kutu-kutuan atau larva Kupu-kupu (Lycaenid) Kemudian membagikanya pada larva dalam sarangnya. Semut Rangrang di kenal dengan koloni dan Sarang-sarngnya yang teratur, Yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis-jenis semut terbagi menjadi semut prajurit semut pekerja, Semut pejantan, dan ratu semut.

Satu koloni dapat menguasai dan memakai suatu daerah yang luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut terkadang di sebut (Superorganisme) Karena Koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Dengan cara memulai Budidaya kroto antara lain yang perlu anda lakukan adalah sebagai berikut ini.

Yang pertama mempersiapkan Mental, Mempersiapkan mental akan mempengaruhi proses beternak kroto berkenaan dengan berhasil kelak di kemudian hari, Secara garis besar setelah mental dan pola fikir dengan memulai melakukan Hal-hal seperti berikut di bawah ini.

1. Persiapan tempat/kandang ternak tangkar.
2. Mempersiapkan peralatan.
3. Berburu semut Rangrang.
4. Karantina.
5. Pemindahan ke kandang tangkar.
6. Pemeliharaan.
7. Menikmati hasil.

1. Persiapan Tempat.

Mempersiapkan tempat untuk beternak kroto, Menangkarkan semut Rangrang sebenarnya tidak begitu susah, Tetapi perlu anda ingat, Ada beberapa hal yang perlu anda hindarkan seperti berikut di bawah ini.

A. Jangan terkena sinar matahari secara Terus-menerus, Dalam hal seperti ini butuh atap apabila di Alam bebas.

B. Usahakan tempat yang teduh, Bersih dan media tidak bersentuhan langsung dengan perabotan, dan yang lain nya.

C. Usahakan rak tempat media ternak tangkar lebih dari satu (Jangan satu rak di pakai untuk banyak koloni yang banyak pengambilanya berbeda tempat, (Untuk meminimalisir berantem sesama semut).

D. Jauhkan dari jangkauan Anak-anak.

E. Tempat ternak tangkar bukan area lalu lintas penghuni rumah (Dekat kamar mandi, Dapur, Dan tempat yang lainya).

F. Bersihkan tempat dari semut merah Kecil-kecil atau serangga pengganggu yang lainya.

G. Jangan di lakukan satu toples satu nampan untuk mengisolir semut (Agar Hemat, gunakan rak dengan kaki utama saja yang di beri nampan/Kaleng bekas Susu wadah serupa).

H. Jika anda modalkan alangkah lebih baik buat rak model lemari yang bersaf atau bertingkat seukuran toples/wadah yang anda pakai jarak tingkat satu dengan tingkat yang lain. Yang lebih utama ada penutup seperti lemari, Jadi anda bisa memberi suasana yang gelap dan terang pada laskar kroto anda. Apa penyebab harus ada suasana terang dan gelap?... Terindikasi semut Rangrang dalam perkembangbiakan lebih menyukai tempat yang gelap, (Berkurang cahaya untuk persembunyian kroto) Di samping itu juga Insting alami untuk berlindung.       

2. Cara membuat/Mempersiapkan Rak

Rak di dalam beternak rangrang penghasil kroto sangat vital Perananya, Jika kita tidak mempertimbangkanya sebelum membuat kan berpengaruh dalam perjalanan proses penangkaran. Sangat jelas ada pengaruhnya, Kita ambil contoh kecil pada awal beternak Jika Asal-asalan Membuat atau menyediakan Rak.

Misalnya, Rak anda hanya sebuah papan yang hanya di topang batu, Kemudian di letakkan diatas nampan yang sudah di beri air, Apakah betul Rak anda tersebut dapat anda pakai untuk mengisolir laskar semut anda yang mencapai ribuan/Puluhan ribu personil. Tetapi apakah anda menyadari apabila terjadi kelalaian/Human Error kecil saja dapat berakibat Fatal. Contohnya, Anda lagi mengamati prolaku si Semut, Tidak anda sadari sebelumnya ada satu yang menggigit anda dan reflek tangan anda bersinggungan dengan Papan (Prakkk) Bisa anda bayangkan apakah yang terjadi selanjutnya..! Pasti tumpah kelantai dan berserakan ribuan Semut. Dan anda [asti repot untuk mengembalikan kepada keadaan yang semula lagi. Semut Rangrang sangat takut jika bersentuhan dengan abu gosok sisa pembakaran kayu/sekam.   

3. Persiapan Kandang Ternak Tanggkar

Membahas persiapan kandang ternak tangkar. Persiapan rak atau media dan fungsi serta kegunaanya sama dengan Rak. Bisa berupa lemari yang di modifikasi, Bisa juga rak terbuat dari plat besi/stainless steel yang ada di jual di Toko-toko bahan bangunan terdekat, Bisa juga dengan barang bekas rumah tangga seperti bale Bambu Tempat Tidur.

Jangan anda terpaku dengan pada Kualitas/tingkat mewah mutu rak yang di pakai, Perhitungkan juga kuantitas dari segi hitungan orang bisnis. Buat apa rak bagus, Yang terbuat dari Stainless steel Kalau hasil perbulananya dari penjualan kroto tidak dapat menengembalikan modal utama anda. Apakah lebih baik memakai bale bambu yang kusam, Tetapi tingkat kekokohan menopang ribuan bahkan ratusan ribu laskar kroto Terjamin. Dan menghasilkan Rupiah perbulanya.

Tempat kandang ternak tangkar, Kandang ternak tangkar dalam hal ini, Ruangan yang kita pakai/Kegunaan untuk mengisolir laskar kroto terebut. Bisa berupa ruangan yang telah jadi atau yang telah ada. Yang menyatu dengan rumah utama tempat tinggal anda. (Misal, Kamar kosong) Atau di buat sendi di belakang dan di samping rumah anda. Silahkan saja mana yang menurut anda baik dan aman pastinya. Karena ruangan yang kita pakai harus memenuhi Kriteria Sebagai berikut.

1. Bukan area lalu lintas penghuni rumah : Biar tingkat ketenangan para laskar semut kita aman dan terjaga. Intinya tempat ruangan ternak tangkar tersebut (Bukan area lalu lintas) Seperti : Dekat kamar mandi, Di dapur yang rutinitas keseharian yang selalu kita di lewati, Karena insting semut rangrang sangat peka dengan suara, (Mereka tidak mau terganggu dan di ganggu).

   
2. Bersih : Dalam hal ini bersih yang di maksut sirkulasi udara serta pancaran sinar matahari bisa masuk di ruangan. Bersih, Dalam hal ini sirkulasi udara bai keluar masuknya, jadi kalau di dalam ruangan haruslah ada jendelanya. Karena semut rangrang sangat menyukai udara yang bersih.

3. Terlindung dari terik matahari secara lansung, Juga terlingdung dari guyuran air hujan, Dalan hal ini membutuhkan atap jika di luar ruangan Rumah. Dan harus terlindung dari panas matahari secara lansung juga terhindar dari terpaan air hujan. Maka di butuhkan atap bagi anda yang sengaja meletakkan kandang ternak di luar ruangan rumah.

Masalah atap juga tidak harus terbuat dari bahan-bahan mewah sepeti Genting, Seng, Asbes, Dan yang lainya. Untuk anda yang di luar pulau jawa sepengetahuan saya dan yang telah tergabung di (LKP) Laskar kroto pakai atap yang terbuat dari daun nipah/daun sagu.

4. Kalau kandang di dalam ruangan rumah harus ada jendelanya.

5. Tidak ada perabot yang bisa bersentuhan langsung dengan rak atau terjangkau oleh semut.

Tidak ada perabotan yang bisa bersentuhan langsung dengan rak atau terjangkau semut. Karena akan di pakai semut untuk melarikan diri, Minimal jarak 1 jengkal atau lebih, Kalau terpaksa anda campur dengan gudang Barang-barang. Ingat semut rangrang adalah binatang pintar yang bisa melakukan bunuh diri sebahagian untuk menyelamatkan banyak Teman-temannya yang lain. Dan dapat juga membuat jembatan dengan sistem bergelantungan mengait satu dengan yang lainya.

6. Jauhkan Dari Kebisingan/Keributan Dan jangkauan Anak-anak.

Jangan terlalu Kebisingan/Keributan, Misalkan di sebelah kandang ternak ruangan anda, Kemudian anda memutar muik secara keras, Sangat berpengaruh di proses adaptasi serta perkembangan semut tangkaran anda. Bagi yang mempunyai si kecil, Tolong jangan sampai si kecil masuk ke ruangan tampa pantauan anda, Saya tidak menjelaskan akibatnya, Cuma, Anda akan di buat sibuk Apabila si kecil menumpahkan satu toples saja.

Cara budidaya Klangrang dengan media bambu diatas kolam. Potong bambu sepanjang 40 cm Dan satukan dengan beberapa potong bambu dengan kayu , Lalu letakkan bambu tersebut pada sebuah rak diatas kolam supaya semut tidak dapat keluar/bepergian.Kolam berfungsi juga agar semut tidak terganggu oleh semutsemut hitam atau sejenis serangga lainya. Kemudian pindahkan bibit semut klangrang bersama ratunya kedalam Bambu. Pakan : Berupa Tulang-tulang hewan, Bangkai, Serangga.

7. Tambahkan air gula, Karena Semut-semut sangat membutuhkan Rasa-rasa yang manis

Cara budidaya kroto dengan media toples plastik tempat roti. Di beberapa toples besar berdiameter 3 cm, Dan tatakan pot berdiameter lebih dari 30 cm, Lakban plastik, Lubangi toples pada bagian bawah di tengah dengan diameter 3 cm, Dan masukkan bibit klangrang dari alam dengan cara terbalik. Lalu masukkan dari bawah ke atas melalui lubang bagian bawah, Dan klangrang akan mencari tempat yang tinggi. Setelah masuk, Balikkan toples lakban tutupnya agar tidak lepas, Kemudian tempatkan toples pada tatakan pot yang telah di beri air. Dan beri pemberat pada toples agar tidak mengapung.

Berburu Semut Rangrang

Jikalau tempat atau kandang ternak tangkar telah siap dan tersedia, Dan pengganti rak juga telah tersedia, Peralatan untuk memulai beternak semut rangrang penghasil kroto sudah ada. Dan tinggal anda berburu semut rangrang cs di alam raya. Karena bibit yang untuk kita terenak/tangkarkan gratis telah di sediakan oleh tuhan semesta alam di alam terkembang ini, Di dalam hal seperti ini, Bisa juga di bilang hal dapat membuat kita merasa Was-was. Di sini lain keinginan kita kuat sekali untuk memulai ternak.

Sebelum kita lanjutkan mari kita pahami dulu ulasan semut rangrang berikut ini :

Semut rangrang di kenal dengan koloni dan Sarang-sarangnya yang sangat teratur. Yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis-jenis semut di bagi menjadi semut prajurit, Semut pekerja, Semut pejantan, Dan Ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah yang luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut terkadang di sebut juga Superorganisme Di karenakan Koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Mungkin anda telah bisa mencerna makksut dari ulasan yang diatas, bisa membedakan antara koloni dengan sarang. Hal ini perlu kita luruskan di postingan kali ini karena seringkali sobat berbeda presepsi. Yang kurang benar dalam mengartikan arti sarang dengan arti koloni di dalam dunia persemutan.
 
BERIKUT ANALISANYA
1. Asumsi-asumsi
Usaha Budidaya Semut Kroto skala rumah tangga
Periode waktu usaha 1,5 tahun
Awal bibit adalah 100 toples
Prosentase keberhasilan inokulasi = 90%
Rata-rata produksi pertoples = 50 gram

2. Biaya-biaya Usaha
Investasi
1. Kandang / Ruangan 50m2 Rp. 2.500.000,-
2. Sewa Lahan / Tempat Rp. 750.000,-
3. Rak semut 9 buah 9 x Rp. 200.000,- Rp. 1.800.000,-
4. Toples 800 x Rp. 4.000,- Rp. 3.200.000,-
5. Ember Bak Rp. 120.000,-
6. Penahan Air / baskom Rp. 50.000,-
7. Tempat pakan / Nampan kecil 36 x Rp. 2.500,- Rp. 90.000,-
8. Saringan / Ayakan Rp. 20.000,-

Total Investasi Rp. 8.530.000,-

Biaya Operasional
1. Bibit Semut Kroto 100 x Rp. 100.000 Rp. 10.000.000,-
2. Tenaga Kerja 1 Orang 18 x Rp. 500.000 Rp. 9.000.000,-
3. Transportasi 18 x Rp. 100.000 Rp. 1.800.000,-
4. Biaya Pakan 18 x Rp. 100.000 Rp. 1.800.000,-

Total Biaya Operasional Rp. 22.600.000,-

Perkiraan Pendapatan Setelah 6 Bulan
Jumlah kroto yang dihasilkan : 900 toples x 50 gram = 45.000 gram atau 45 kg
Bila harga jual kroto Rp. 100.000,-/kg, maka pendapatan yang diperoleh
= 45 x 100.000,- = Rp. 4.500.000,- setiap bulan

Pendapatan Bulan 7 - 12 6 x Rp. 4.500.000,- Rp. 27.000.000,-
Pendapatan Bulan 13 - 18 6 x Rp. 4.500.000,- Rp. 27.000.000,-

Total Pendapatan Rp. 54.000.000,-

Perhitungan Laba/Keuntungan
A. Pendapatan Sebelum dikurangi biaya penyusutan Rp. 54.000.000,-
B. Biaya Penyusutan 20 % Rp. 1.600.000,-
C. Pendapatan Bersih Rp. 52.400.000,-

Wednesday, May 21, 2014

TEKHNIK PENANAMAN PISANG





1.

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.
2.
JENIS TANAMAN

Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Keluarga
: Musaceae
Genus
: Musa
Species
: Musa spp.

Jenis pisang dibagi menjadi:
1)
Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis.
Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2)
Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis.
Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3)
Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya.
Misalnya pisang batu dan klutuk.
4)
Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
3.
MANFAAT TANAMAN

Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia.
Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia.
Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.
4.
SENTRA PENANAMAN

Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat dan Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.
5.
SYARAT TUMBUH

5.1.
Iklim
1.
Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2.
Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.
Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
5.2.
Media Tanam
1.
Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
2.
Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah basah 100 – 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
5.3.
Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
6.
PEDOMAN BUDIDAYA

6.1.
Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
  1. Persyaratan Bibit
    Tinggi anakan yang dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dalam tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda dan dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga dan persediaan makanan di dalam bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yang berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yang lebar.
  2. Penyiapan Benih
    Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
  3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
    Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi
    perlakuan sebagai berikut:
a)
Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
b)
Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yang lebar.
c)
Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
d)
Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
e)
Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.


6.2.
Pengolahan Media Tanam
  1. Pembukaan Lahan
    Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial.
    Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan sengkedan dan pembuatan saluran pengeluaran air.
  2. Pembentukan Sengkedan
    Bagian tanah yang miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga penahan angin.
  3. Pembuatan Saluran Pembuangan Air
    Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah-tanah datar. Di atas landasan dan sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.
6.3.
Teknik Penanaman
  1. Penentuan Pola Tanaman
    Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim.
    Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
  2. Pembuatan Lubang Tanam
    Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
  3. Cara Penanaman
    Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15– 20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
6.4.
Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan
    Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.
  2. Penyiangan
    Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
  3. Perempalan
    Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
  4. Pemupukan
    Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium.
Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam setahun).
  1. Pengairan dan Penyiraman
    Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.
  2. Pemberian Mulsa
    Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
  3. Pemeliharaan Buah
    Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
7.
HAMA DAN PENYAKIT

7.1.
Hama
1.
Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
2.
Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang.
Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3.
Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
Bagian yang diserang adalah akar.
Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak.
Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4.
Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Bagian yang diserang adalah bunga dan buah.
Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
7.2.
Penyakit
1.
Penyakit darah
Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yang diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
Pengendalian: dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
2.
Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala: daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3.
Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yang diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas.
Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux
(BB).
4.
Layu
Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yang diserang adalah akar.
Gejala: tanaman layu dan mati.
Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
5.
Daun pucuk
Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk.
Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
7.3.
Gulma
Tidak lama setelah tanam dan setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1.
Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup dan dalapon.
2.
Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama-penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3.
Menutup tanah dengan plastik polietilen.
8.
P A N E N

8.1.
Ciri dan Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
8.2.
Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah.
Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
8.3.
Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
8.4.
Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
9.
PASCA PANEN

Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.
10.
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

10.1.
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya pisang dengan luasan 1 ha di daerah Jawa .
1) Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
a)
Tahun ke-1
Rp. 5.338.000,-
b)
Tahun ke-2
Rp. 4.235.000,-
c)
Tahun ke-3
Rp. 4.518.000,-
d)
Tahun ke-4
Rp. 4.545.300,-

2) Penerimaan tahun ke I sampai IV *)
a)
Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan
Rp. 6.000.000,-
b)
Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-
c)
Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-
d)
Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan
Rp. 12.000.000,-

3) Keuntungan
a)
Keuntungan selama 4 tahun penanaman
Rp. 23.363.700,-
b)
Keuntungan/tahun
Rp. 5.840.925,-

4) Parameter Kelayakan Usaha
a)
Output/Input rasio
= 2,150

Keterangan : *) perkiraan harga 1 dengan harga paling rendah tandan Rp. 7.500,- 
bisa disesuiakan dengan harga sekarang Paling rendah Rp.22.500,- sa'at ini atau tiga kalilipatnya.
10.2.
Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia.
Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.
11.
STANDAR PRODUKSI

11.1.
Ruang Lingkup
Standar ini meliputi: klasifikasi dan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.
11.2.
Diskripsi
Standar buah pisang ini mengacu kepada SNI 01-4229-1996.
11.3.
Klasifikasi dan Standar Mutu
a)
Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II <70 & >80
b)
Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c)
Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d)
Kadar kotoran (% dalam bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e)
Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f)
Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g)
Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h)
Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas

Adapun persyaratan berdasarkan klasifikasi pisang adalah sebagai berikut:
a)
Panjang Jari (cm): Kelas A 18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0
b)
Berat Isi (kg): Kelas A > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C < 2,5
c)
Dimeter Pisang (cm): Kelas A 2,5; Kelas B > 2,5; Kelas C < 2,5

Untuk mencapai dan mengetahui syarat mutu harus dilakukan pengujian yang meliputi :
a)
Penentuan Keseragaman Kultivar.
Cara kerja dari pengujian adalah ; Hitung jumlah dari seluruh contoh buah pisang segar, amati satu persatu secara visual dan pisahkan buah yang tidak sesuai dengan untuk kultivar ang besangkutan. Hitung jumlah jari buah pisang yang tidak sesuai dengan kultivar tersebut. Hitung persentase jumlah jari buah pisang yang dinilai mempunyai bentuk dan warna yang tidak khas untuk kultivar yang bersangkutan terhadap jumlah jari keseluruhannya.
b)
Penentuan Keseragaman Ukuran Buah.
Ukur panjang dari setiap buah contoh dan dihitung mulai dari ujung buah sampai pangkal tangkai dari seluruh contoh uji dengan menggunakan alat pengukur yang sesuai. Ukur pula garis tengah buah dengan menggunakan mistar geser. Pisahkan sesuai dengan penggolongan yang dinyatakan pada label di kemasan.
c)
Penentuan Tingkat Ketuaan.
Perhatikan sudut-sudut pada kulit buah pisang segar. Buah yang tidsak bersudut lagi (hampir bulat) berati sudah tua 100%, sedangkan yang masih sangat nyata sudutnya berarti tingkat ketuaan masih 70% atau kurang.
d)
Penentuan Tingkat Kerusakan Fisik/Mekanis
Hitung jumlah jari dari seluruh contoh buah pisang. Amati satu persatu jari buah secara visual dan pisahkan buah yang dinilai mengalami kerusakan mekanis/fisik berupa luka atau memar. Hitung jumlah yang rusak lalu bagi dengan jumlah keseluruhannya dan dikalikan dengan 100%.
e)
Penentuan Kadar Kotoran
Timbang seluruh contoh buah yang diuji, amati secara visual kotorang yang ada, pisahkan kotoran yang ada pada buah dan kemasannya seperti tanah, getah, batang, potongan daun atau benda lain yang termasuk dalam istilah kotoran yang menempel pada buah dan kemasan, lalu timbang seluruh kotorannya. Berat kotoran per berat seluruh contoh buah yang diuji kali dengan 100%.
11.4.
Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah pisang segar terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak sebanyak jumlah kemasan.
a)
Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5.
b)
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan 300, contoh yang diambil 7.
c)
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9.
d)
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10.
11.5
Pengemasan
Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang
dengan plastik tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton.
Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:
a)
Produksi Indonesia
b)
Nama kultivar pisang
c)
Nama perusahaan/ekspotir
d)
Berat bersih
e)
Berat kotor
f)
Identitas pembeli
g)
Tanggal panen
h)
Saran suhu penyimpanan/pengangkutan
12.
DAFTAR PUSTAKA

1.
Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang. C.V. Sinar Baru. Bandung
2.
Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. C.V. Sinar Baru. Bandung.
3.
Stover, R.H & N.W. Simmonads. 1993. Banana. Tropical Agriculture Series. Longman Scientific ang Technical. New York.
4.
Hendro Soenarjono. 1998. Teknik Memanen Buah Pisang agar Berkualitas Baik. Trubus no. 341.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS


 Referensi ini bisa dikalkulasikan dengan keadaan sekarang.