Domba garut merupakan domba lokal terbaik di Indonesia. Selain
digunakan untuk seni ketangkasan, domba dengan penampakan gagah ini
digunakan untuk kebutuhan pedaging. Daging domba ini sangat enak dengan
kandungan lemak yang sedikit sehingga tidak heran kalau daging Domba
Garut ini digunakan untuk masakan Sate Domba Afrika.
Peternakan kami memilih untuk mengembangkan domba garut karena
tampangnya yang gagah dan disukai untuk kurban. Selain itu juga dapat
tumbuh besar lebih cepat daripada domba lokal.
Untuk para sahabat ternak, tentu tidak asing dengan domba garut yang
kian digandrungi para peternak domba di wilayah Jawa Barat maupun daerah
lain. Permintaan untuk domba garut dewasa ini memang kian meningkat.
Hal ini tentu menarik untuk mengembangbiakkannya. Domba Garut punya
potensi pasar yang luas.
Potensi pasar terbesar pertama adalah hewan ternak domba garut
untuk memenuhi kebutuhan tahunan yaitu ibadah kurban. Lalu menyusul
kebutuhan konsumsi daging harian untuk rumah tangga, restoran maupun
warung sate. Untuk hal lain yakni kebutuhan aqiqah, dan terakhir yaitu
penghobi atau penyuka domba yang selalu mencari bibit Domba Garut jantan
unggulan.
Dikatakan oleh An An Nurmeidiansyah, pengurus HPDKI (Himpunan
Peternak Domba & Kambing Indonesia), Domba Garut berbeda dengan
domba-domba pada umumnya, yang antara lain bisa kita lihat dari bentuk
fisiknya. Secara umum, domba garut punya bentuk tubuh yang kekar, bobot
badan yang cenderung tambun, bulu yang bersih, dan tanduk yang besar.
Salah seorang peternak Domba Garut profesional yakni Agus Ramada,
pengusaha asal Bekasi yang mengelola usaha keluarga di Bandung. Seperti
dituturkan oleh Agus, pada awalnya budidaya Domba Garut yang telah
menginjak tahun ke-3 itu bukan kesengajaan, tapi disebabkan agrobisnis
orang tuanya yang membutuhkan pupuk dalam jumlah besar. Pasalnya, lahan
seluas 7 Ha yang dibeli secara bertahap sebagai investasi menjelang
pensiun untuk ditanami pohon jati, mahoni, kemiri, kopi & vanili itu
berupa bukit berlahan tandus.
Meski demikian, dikatakan pula, di samping “faktor ketidaksengajaan”,
pilihan beternak domba tak sekadar untuk mendapatkan pupuk kandang
semata. Pengamatan terhadap peluang pasar juga menjadi pertimbangan
dalam beternak domba garut ini. Pemeliharaan Domba Garut menurut Agus
tergolong mudah, kasarnya tinggal diberi rumput dari lingkungan sekitar
maka ternak sudah cukup mendapatkan pakan.
Meski perlu dilakukan perawatan kebersihan dan kesehatannya, akan
tetapi tidak serepot mengurus sapi perah, umpamanya. Domba Garut juga
punya tingkat produktivitas cukup tinggi. Indukan domba betina bisa
melahirkan anakan 3 kali tiap 2 tahun, dengan rata-rata 2 ekor anak
domba setiap kali melahirkan.
Bagi anda yang tertarik menjalani usaha Budidaya Ternak Domba Garut,
bisa memulainya dengan memiliki indukan. Harga induk betina berkisar
Rp1-5 juta per ekor. Untuk mendapat harga lebih murah kita bisa beli
setelah Idul Qurban. Harga per ekornya bisa hanya Rp1 Juta bahkan
kurang.
Bagi mereka yang sibuk kerja, namun berminat untuk menggeluti usaha
ini jangan khawatir. Kita bisa menitip ke masyarakat sekitar atau santri
yang ada di daerah Garut dengan sistem bagi hasil. Jadi, jika sudah
tiba saatnya panen dan melahirkan, dua ekor domba dibagi dua, satu untuk
pengelola dan satu untuk pemilik. Harga satu ekor domba yang baru
dilahirkan lumayan mahal, berkisar antara Rp500 ribu bahkan sampai Rp1
juta, tergantung dari kualitas domba itu sendiri. Tertarik dengan
Budidaya domba garut ?? tunggu apa lagi, segera raup untung besar dari
usaha beternak ini.
No comments:
Post a Comment