Translate

Wednesday, December 18, 2013

POTENSI USAHA DOMBA GARUT

Domba garut merupakan domba lokal terbaik di Indonesia. Selain digunakan untuk seni ketangkasan, domba dengan penampakan gagah ini digunakan untuk kebutuhan pedaging. Daging domba ini sangat enak dengan kandungan lemak yang sedikit sehingga tidak heran kalau daging Domba Garut ini digunakan untuk masakan Sate Domba Afrika.
Peternakan kami memilih untuk mengembangkan domba garut karena tampangnya yang gagah dan disukai untuk kurban. Selain itu juga dapat tumbuh besar lebih cepat daripada domba lokal.

SF-102-2SF-113SF-115
Untuk para sahabat ternak, tentu tidak asing dengan domba garut yang kian digandrungi para peternak domba di wilayah Jawa Barat maupun daerah lain. Permintaan untuk domba garut dewasa ini memang kian meningkat. Hal ini tentu menarik untuk mengembangbiakkannya. Domba Garut punya potensi pasar yang luas.
Potensi pasar terbesar pertama adalah hewan ternak domba garut untuk memenuhi kebutuhan tahunan yaitu ibadah kurban. Lalu menyusul kebutuhan konsumsi daging harian untuk rumah tangga, restoran maupun warung sate. Untuk hal lain yakni kebutuhan aqiqah, dan terakhir yaitu penghobi atau penyuka domba yang selalu mencari bibit Domba Garut jantan unggulan.
Dikatakan oleh An An Nurmeidiansyah, pengurus HPDKI (Himpunan Peternak Domba & Kambing Indonesia), Domba Garut berbeda dengan domba-domba pada umumnya, yang antara lain bisa kita lihat dari bentuk fisiknya. Secara umum, domba garut punya bentuk tubuh yang kekar, bobot badan yang cenderung tambun, bulu yang bersih, dan tanduk yang besar.
Salah seorang peternak Domba Garut profesional yakni Agus Ramada, pengusaha asal Bekasi yang mengelola usaha keluarga di Bandung. Seperti dituturkan oleh Agus, pada awalnya budidaya Domba Garut yang telah menginjak tahun ke-3 itu bukan kesengajaan, tapi disebabkan agrobisnis orang tuanya yang membutuhkan pupuk dalam jumlah besar. Pasalnya, lahan seluas 7 Ha yang dibeli secara bertahap sebagai investasi menjelang pensiun untuk ditanami pohon jati, mahoni, kemiri, kopi & vanili itu berupa bukit berlahan tandus.
Meski demikian, dikatakan pula, di samping “faktor ketidaksengajaan”, pilihan beternak domba tak sekadar untuk mendapatkan pupuk kandang semata. Pengamatan terhadap peluang pasar juga menjadi pertimbangan dalam beternak domba garut ini. Pemeliharaan Domba Garut menurut Agus tergolong mudah, kasarnya tinggal diberi rumput dari lingkungan sekitar maka ternak sudah cukup mendapatkan pakan.
Meski perlu dilakukan perawatan kebersihan dan kesehatannya, akan tetapi tidak serepot mengurus sapi perah, umpamanya. Domba Garut juga punya tingkat produktivitas cukup tinggi. Indukan domba betina bisa melahirkan anakan 3 kali tiap 2 tahun, dengan rata-rata 2 ekor anak domba setiap kali melahirkan.
Bagi anda yang tertarik menjalani usaha Budidaya Ternak Domba Garut, bisa memulainya dengan memiliki indukan. Harga induk betina berkisar Rp1-5 juta per ekor. Untuk mendapat harga lebih murah kita bisa beli setelah Idul Qurban. Harga per ekornya bisa hanya Rp1 Juta bahkan kurang.
Bagi mereka yang sibuk kerja, namun berminat untuk menggeluti usaha ini jangan khawatir. Kita bisa menitip ke masyarakat sekitar atau santri yang ada di daerah Garut dengan sistem bagi hasil. Jadi, jika sudah tiba saatnya panen dan melahirkan, dua ekor domba dibagi dua, satu untuk pengelola dan satu untuk pemilik. Harga satu ekor domba yang baru dilahirkan lumayan mahal, berkisar antara Rp500 ribu bahkan sampai Rp1 juta, tergantung dari kualitas domba itu sendiri. Tertarik dengan Budidaya domba garut ?? tunggu apa lagi, segera raup untung besar dari usaha beternak ini.

No comments: