Translate

Saturday, December 7, 2013

BETERNAK IKAN LELE

Selamat siang,bersua kembali dengan saya yang terus menyodorkan peluang-peluang usaha kecil dan menengah karena Negara Indonesia ini tanpa ditopang dari UKM sangat sulit sekali berkembang dari sektor pendapatan masyarakatnya.
Kali ini kita coba berikan beberapa petikan tentang beternak Ikan Lele di daerah saya (Pandeglang) berikut saya salin dari Antara news :
 
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menyatakan usaha budidaya ikan air tawar di daerah tersebut terus berkembang.

"Cukup banyak masyarakat yang menekuni usaha budidaya ikan air tawar, kalau dirata-ratakan setiap tahun mengalami peningkatan sekitar 10 persen," kata Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Bedjo di Pandeglang, Kamis.

Perkembangan usaha tersebut, kata dia, karena adanya dorongan dari pemerintah, baik pusat, Provinsi Banten maupun Kabupaten Pandeglang, diantaranya dengan memberikan bantuan modal serta pakan dan benih ikan.

Menurut dia, pemerintah pusat, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2013 menyalurkan bantuan bagi delapan kelompok pembudi daya ikan air tawar sebesar Rp65 juta per kelompok.

Bantuan, lanjutnya, langsung ditransfer ke rekening kelompok penerima, karena sifatnya bantuan langsung masyarakat (BLM).

Pemerintah Kabupaten Pandeglang juga menyalurkan bantuan untuk 30 kelompok pembudi daya ikan air tawar dalam bentuk pakan dan benih.

"Kelompok pembudi daya yang mendapat bantuan tersebut, kata dia, bergerak dalam pengembangan ikan mas, lele dan nila," ujarnya.

Mengenai asal bantuan, menurut Bedjo, berasal dari APBD 2013 Kabupaten Pandeglang yang diambil dari pos hibah.

Menurut dia, cukup banyak kelompok yang mengajukan proposal bantuan, namun karena keterbasan anggaran tidak seluruhnya bisa dipenuhi.

Kelompk penerima bantuan yakni yang lolos verifikasi guna mengetahui kesiapan dalam mengelola bantuan itu, tujuannya jangan sampai setelah bantuan disalurkan pemeliharaannya tidak maksimal sehingga tidak bisa berkembang.

Menurut dia, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi kelopok untuk menerima bantuan, diantaranya memiliki kolam pemeliharaan yang layak serta sebelumnya menekuni usaha budidaya ikan air tawar.

"Bantuan ini sifatnya penguatan usaha, jadi akan disalurkan pada kelompok yang memang sedang menekuni usaha budidaya ikan, bukan yang baru akan memulai membudidayakan ikan air tawar," ujarnya.
LELE PAITON
BERMODAL Rp170 juta, Lin, panggilannya, membentengi lahan seluas 1.300 m2 di Desa Larangan, Cilegon, Provinsi Banten, dengan tembok semen setinggi 2 m. Di lahan itu, alumnus sekolah perawat di Cikini, Jakarta Pusat itu membangun 7 kolam tanah berukuran sama: 5 x 7 meter.


Tidak semua kolam itu berisi lele. Lin hanya membenamkan 4.000 bibit paiton sepanjang 8--10 cm masing-masing di tiga petak kolam. Maklum ini budi daya pertama.

Lin membeli bibit paiton Rp250 per ekor itu dari Pusat Pembibitan Lele Paiton di Pandeglang Provinsi Banten. Paiton dipilih karena laju pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada dumbo.

Paiton merupakan silangan betina lele eks thailand dan jantan dumbo. Untuk mencapai ukuran konsumsi 7--10 ekor/kg Clarias gariepinius itu cukup dipelihara 2 bulan; dumbo 3 bulan.

Dengan tingkat kematian di tahap pembesaran 5%, dari total 12 ribu bibit ditebar, 11.400 ekor bertahan hidup sampai akhir Februari 2009. Selepas sortir, Lin memanen 6.000 ekor ukuran konsumsi, total berbobot 4,5 kuintal. Pengepul ikan di Pasar Cilegon membelinya Rp10 ribu per kg.

Pada panen perdana itu Lin mengantongi pendapatan Rp4,5 juta. Dipotong ongkos produksi Rp8.500/kg, ibu satu putra itu mengantongi laba bersih Rp675 ribu.

Sekitar 20 hari berikutnya 5.400 paiton tidak lolos sortir tahap awal siap dipanen. Artinya Lin mendulang 4,5 kuintal lagi.

Sangkuriang

Nun di Sleman, Yogyakarta, Erli membenamkan 14 ribu bibit lele di kolam seluas 48 m®MDSU¯2 pada akhir Desember 2008. Dua bulan berikutnya peternak di Desa Sindumartani itu menjala 1 ton clarias. Dengan harga jual ukuran konsumsi Rp10.500/kg.

Erli menangguk pendapatan Rp10,5 juta. Setelah dikurangi biaya produksi Rp8.000/kg, ia meraup laba bersih Rp2,5 juta.

Sejatinya Erli meraup laba bersih sebesar itu setelah tiga bulan memelihara lele. Namun, hal itu terjadi saat masih beternak dumbo. Kini yang dipeliharanya jenis sangkuriang. Inilah lele unggul hasil perbaikan genetik dumbo, silangan crossback antara induk dumbo betina F2 dan jantan F6.

Peneliti Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar (BBPBAT) di Sukabumi merilisnya lima tahun silam setelah terbukti sangkuriang dapat dipanen cepat, 60 hari. Keunggulan lain, nilai konversi pakan rendah, FCR 0,9; dumbo FCR 1,0-1,1.

FCR penting karena memengaruhi pendapatan peternak. Begini gambarannya. FCR sangkuriang 0,9, artinya untuk menghasilkan 100 kg sangkuriang dibutuhkan 90 kg pakan.

Dengan volume pakan serupa, cuma diperoleh 90 kg dumbo. Di sini terdapat selisih bobot panen 10 kg atau setara Rp105 ribu/kg. Jika Erli memanen 1 ton, sesungguhnya ia mengantongi penghasilan plus Rp1,05 juta.

Lele paiton dan sangkuriang memang membuat peternak jatuh hati. Marliana dan Erli terpincut karena kedua jenis lele itu mempunyai waktu budi daya singkat, 60 hari. "Dengan singkatnya masa produksi, perputaran uang juga cepat sehingga bisa menambah modal atau nafkah," kata Wagiran, Ketua Kelompok Perikanan Trunojoyo di Kulonprogo, Yogyakarta.

Menurut Ade Sunarma MSi, periset sangkuriang dari BBPBAT, sangkuriang lahir sebagai jawaban keluhan peternak atas lamanya waktu budi daya dumbo. Saat pertama kali masuk di Tanah Air pada pertengahan 1990-an, masa budi daya lele asal Thailand itu cukup singkat, ukuran konsumsi dicapai 60--70 hari dari bibit ukuran 3--5 cm.

Namun, seiring terjadinya inbreeding alias perkawinan sedarah sesama induk, ukuran konsumsi dicapai 100 hari. "Makanya dilakukan perbaikan mutu sehingga muncul sangkuriang yang cepat panen," kata Ade. Alasan sama juga berlaku untuk paiton.

Tren

Budi daya lele memang tengah marak. Penelusuran Trubus ke sentra lele seperti Bogor dan Indramayu (Jawa Barat), Kulonprogo dan Slemen (Yogyakarta), hingga Boyolali (Jawa Tengah) menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah peternak.

Menurut Wagiran, di Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo, kini terdapat 208 kelompok perikanan yang terdaftar di Dinas Perikanan. "Dari jumlah itu 70% di antaranya pembesar sangkuriang dan paiton."

Menurut Tati, S.P. dari Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan, peternak pemula lele pada 2008 mencapai 637 kelompok dengan anggota 6.200 peternak.

Penyebabnya tidak terbatas di Pulau Jawa, tetapi ke daerah lain: Nusa Tenggara Barat (49 kelompok, 575 peternak), Nusa Tenggara Timur (14 kelompok 96 peternak), Jambi (15 kelompok, 183 peternak), hingga Riau (18 kelompok, 125 peternak), dan Kepulauan Riau (76 kelompok, 764 peternak). Jenis yang dikembangkan dumbo, sangkuriang, dan paiton.

Menurut Saptono, Ketua Kelompok Tani Mino Ngremboko di Sleman, Yogyakarta, lele selalu dibutuhkan konsumen untuk memenuhi kecukupan gizi. Apalagi kini harga sumber protein hewani seperti daging sapi dan ayam sulit dijangkau.

Penyerap terbesar rumah makan kakilima atau warung tenda yang menjamur di sepanjang jalan kota-kota besar. "Kebutuhan mereka cenderung bertambah," kata Saptono yang mencontohkan kebutuhan Kota Gudeg 30 ton lele/hari, tetapi baru terpenuhi setengahnya. Hal sama terjadi di Jakarta (75 ton/hari) dan Malang (4 ton/hari).

Daya tarik itu pula yang menggiring Sambas beternak sangkuriang. Peternak di Desa Kracak, Leuwiliang, Kabupaten Bogor itu mengelola 10 kolam bervariasi ukuran: 6 m x 10 m dan 8 m x 10 m di lahan 1 hektare. Rata-rata setiap bulan ia memanen 4,2 ton lele. Sambas dengan mudah memasarkan hasil panenannya. "Berapapun produksi saya bisa menjualnya," kata dia. Mitra pedagang pengepul bahkan meminta Sambas menyuplai 1--3 ton per hari.

LELE SANGKURIANG

Berikut ini akan dijelaskan budidaya segmen Pembesaran Lele Sangkuriang dengan cara yang praktis, mudah dan sangat membantu bagi para petani pemula bahkan bagi mereka petani yang sudah lama sekalipun. Berdasarkan temuan penulis, teknik budidaya pembesaran Lele Sangkuriang sangat beragam dan pada umumnya banyak sekali kendala, terutama masalah kematian akibat buruknya kualitas air pada kolam, disamping tentunya akibat faktor-faktor lain. Untuk mengatasi persoalan di atas penulis akan mencoba memberikan arahan berdasarkan fakta lapangan dan pengalaman yang telah dilakukan.
- Persiapan Lahan
                Lahan yang digunakan untuk budidaya sebaiknya pada lahan terbuka yang mendapatkan sinar matahari secara penuh, terhindar dari naungan langsung baik itu berupa atap bangunan ataupun tajuk pohon yang menjuntai ke lahan kolam, seandainya diperlukan pohon peneduh maka jumlahnya sedikit saja dan ditempatkan agak jauh dari pinggir kolam. Lahan harus dekat dengan sumber air, jika tidak ada sumber air berupa sungai/ selokan yang bersih lebih baik membuat sumur sebagai sumber air, tidak boleh menggunakan air yang tercemar limbah atau misalnya tercemar pestisida pada jalur air yang dekat dengan kegiatan pertanian atau perkebunan.
Jenis Kolam
Ada dua jenis kolam yang direkomendasikan untuk budidaya Pembesaran Lele Sangkuriang ini, yaitu Kolam Terpal dan Kolam Semen Permanen, kolam tanah tidak direkomendasikan mengingat sistem budidaya ini menggunakan air mati tanpa sirkulasi sehingga air kolam harus benar-benar statis tidak ada rembesan, selain itu kolam tanah sangat rawan patogen hama penyakit.
Dengan sistem budidaya air mati yang juga dikenal denan istilah Green Water Threatment kelebihannya adalah bisa menghemat air dan dapat menciptakan kondisi air yang sesuai dengan kebutuhan hidup lele.
 Ukuran Kolam dan Padat Tebar Benih
               
                Ukuran kolam untuk Budidaya Pembesaran lele Sangkuriang maksimal adalah 10m x 5m x 1,5m (PxLxT), jika kolam lebih besar lagi maka akan banyak menemui kendala terutama ketika memberikan pakan dan mengatur air akan sulit dikontrol, jika ingin menambah kapasitas produksi lebih baik menambah jumlah kolam saja dari pada memperluasnya. Sebagai contoh, ukuran kolam yang banyak direkomendasikan adalah 5m x 2m x 1,5m (PxLxT) untuk kapasitas tebar 1000 ekor, tentunya lebih kecil kolam lebih mudah mengelolanya.
                Adapun padat tebar untuk Budidaya Pembesaran Lele Sangkuriang  adalah 100 ekor/m2 , sehingga kapasitas kolam paling besar 10m x 5m x 1,5m berisi populasi sebesar 5000 ekor, untuk kolam yang kecil 5m x 2m x 1,5m populasinya adalah 1000 ekor.
- Pembuatan Kolam
Berikut ini tahapan untuk pembuatan kolam:
1.       Pengerjaan tanah
Sebidang tanah sesuai ukuran kolam dikeruk atau digali setinggi 50cm – 70cm, tanah hasil galian ditumpuk pada pinggir kolam untuk tanggulan, ini penting untuk membantu terpal menahan beban air. Pastikan tanah telah dibersihkan dan harus rata, kemudian di tengah-tengah kolam buatlah cerukan kecil memanjang seperti parit untuk memudahkan nanti pada saat panen atau pada saat menguras air.
  Pembuatan rangka kolam
Lahan yang sudah digali selanjutnya dipasangkan rangka sebagai penampang untuk memasang terpal, rangka bisa menggunakan bambu yang dibuat seperti pagar di sekeliling kolam, atau bisa juga menggunakan rangka dengan pasangan batako supaya lebih awet. Pastikan pemasangan rangka presisi dengan ukuran kolam supaya memudahkan pada saat memasang terpal serta hasilnya rapi.
Persiapan terpal
Belilah terpal tipe A8 sesuai ukuran kolam, misal: ukuran kolam 10m x 5m x 1,5m (PxLxT) maka ukuran terpalnya adalah: 13m x 8m, sementara untuk ukuran kolam 5m x 2m x 1,5m (PxLxT) maka menggunakan terpal ukuran 8m x 5m. Sebelum dipasangkan jangan lupa terpalnya dicuci terlebih dahulu, untuk menghindari racun yang mungkin masih menepel pada terpal baru, mencuci terpal cukup menggunakan air bersih yang digosok dengan kain lap atau busa, jangan mencuci terpal menggunakan sabun atau detergen. Warna terpal direkomendasikan berwarna orange, disamping untuk keseragaman warna terpal orange juga baik untuk menyimpan panas sehingga mampu menjaga suhu kolam tetap stabil.
  - Pemasangan terpal
Pasangkan terpal mengikuti bentuk rangka dengan hati-hati supaya terpal tidak bocor, kemudian lipat bagian pojok terpal mengikuti bentuk sudut rangka, setelah itu isilah dengan air. Rapikan terpal sambil pengisian air berlangsung, ini dapat membantu pemasangan terpal lebih mudah. Setelah terpal terpasang dengan rapi, selanjutnya ikatkan setiap ujung atau sisi terpal pada rangka kemudian lanjutkan pengisian air hingga ketinggian mencapai 50cm, maka kolam siap digunakan.
 
Persiapan Benih
Ketika kolam telah dilakukan pengomposan, selanjutnya adalah mempersiapkan benih yang baik. Kualitas benih yang ditebar akan menentukan produksi pada saat panen kemudian hari, sehingga perlunya melakukan seleksi terutama asal-usul benih yang akan dibeli harus dijamin keasliannya yaitu Lele Sangkuriang dan direkomendasikan yang berasal dari kelompok petani yang dibimbing oleh Pak Nasrudin, sang Maestro. Hal ini perlu diperhatikan mengingat sulitnya membedakan yang mana jenis Lele Sangkuriang dan yang mana Lele Dumbo atau lokal, secara fisik keduanya sangat mirip. Sementara di masyarakat  banyak sekali beredar jenis Lele Dumbo atau lokal yang kualitasnya telah menurun akibat “inbreeding” (baca arsip sebelumnya: Sejarah Lele Sangkuriang).
Ukuran benih yang ditebar minimal ukuran 4-6, semakin besar ukuran benih semakin baik untuk Budidaya Pembesaran lele Sangkuriang, biasanya petani pembenih menyediakan ukuran 4-6, 5-7, 6-8, 7-9 dan seterusnya. Jika benih yang ditebar dibawah ukuran 4-6 kendalanya adalah kanibalisme. Sebagai contoh benih ukuran 2-3 atau 3-4 sudah banyak beredar dipasaran, nah untuk ukuran ini jelas pertumbuhannya tidak akan merata sebagian akan cepat besar dan sebagian lagi masih kecil, dan yang kecil ini akan habis dimangsa oleh yang besar.
 
  
 
 
Tata Guna Pakan
                Pada kegiatan pembesaran Lele Sangkuriang ini penulis menggunakan pakan pelet sebagai pakan utama, kita tahu bahwa salah satu sifat keunggulan Lele Sangkuriang dibandingkan dengan lele jenis dumbo biasa adalah FCR (Feed Conversion Rate) nya, dimana Lele Sangkuriang memiliki FCR 0.9 artinya pada setiap 100 kg Lele Sangkuriang membutuhkan pakan sebanyak 90 kg, lebih baik dibanding dengan lele jenis dumbo biasa yaitu FCR nya 1.0-1.1
Disamping menggunakan pakan pelet, pembesaran Lele Sangkuriang juga bisa menggunakan pakan tambahan seperti : ayam tiren, ikan runcah, keong mas, cacing dan pakan alternatif lain yang telah diuji kualitasnya. Penulis sendiri menggunakan pakan tambahan berupa ayam tiren.
  Komposisi Pakan
                Berikut ini komposisi jenis pakan pelet yang diberikan berdasarkan tahapannya, untuk kapasitas benih 1000 ekor (ukuran kolam 5m x 2m x1,5m):
  1. L1    (pakan terapung) =  3 kg
  2. PL2  (pakan terapung) =  5 kg
  3. PL3  (pakan terapung) = 22 kg
  4. SNL (pakan tenggelam) = 70 kg
Pemberian pakan dilakukan secara bertahap dimulai pelet L1 kemudian setelah habis dilanjutkan pelet PL2, PL3 dan SNL begitu seterusnya hingga menjelang masa panen tiba.
  Jadwal Pemberian pakan
                Pemberian pakan untuk Lele Sangkuriang harus dimulai jam 9 pagi atau lebih sedikit, alasannya pada jam tersebut matahari telah cukup memanaskan suhu permukaan kolam dan menghilangkan zat asam serta menguapkan oksidan yang mungkin mengendap di permukaan kolam, sehingga pemberian pakan aman dan terbebas dari racun yang mungkin terkandung di udara. Selanjutnya pakan diberikan tiap 3-4 jam, misalnya:
-          Jam 9.00
-          Jam 13.00
-          Jam 17.00
-          Jam 20.00
                Jika masih ingin memberikan pakan bisa sampai malam sebelum pukul 22, tidak dianjurkan memberikan pakan melewati pukul 22.00, karena pada jam-jam tersebut biasanya embun telah turun dan berbahaya bagi perkembangan lele. Apabila kita tidak sempat memberikan pakan pada jam malam sementara waktu telah lewat pukul 22.00 lebih baik hindari saja pemberian pakan dan dilanjutkan keesokan harinya.
  Teknik Pemberian Pakan
     Untuk pakan pelet:
-          Sebelum ditebar di kolam pastikan pelet telah “dibibis” dengan air, yaitu dispray atau dibasahi sedikit dengan air panas hingga pelet kenyal dan sedikit mengembang. Hal ini untuk menghindari gejala perut kembung yang sering menimpa benih lele akibat pakan yang kering.
-   Tebarkan pelet di permukaan air secara merata, tidak berkumpul pada satu titik sehingga lele mendapatkan pakan secara merata.
-     Lakukan pemberian pakan sedikit demi sedikit memperhatikan respons dari lele, jika pakan yang ditebar telah habis di permukaan air baru ditebar lagi sedikit-sedikit, demikian seterusnya hingga respons makannya berkurang dan terlihat satu dua butir pelet tertinggal di permukaan air maka hentikan pemberian pakan, jangan sampai banyak pakan yang tersisa karena bisa mengendap dalam air dan menjadi penyakit.
Untuk pakan tambahan, ayam tiren:
-         Ayam dibersihkan terlebih dahulu, jeroannya diambil dan dibuang.
-        Setelah itu rebuslah ayam hingga setengah matang, dagingnya empuk tapi juga jangan sampai terlalu   lembek.
-      Cabutkan bulu ayam sampai bersih, kemudian ayam dibelah menjadi beberapa potong, selanjutnya ayam digantung di permukaan air menggunakan tali, jangan sampai tenggelam karena kita akan sulit mengontrolnya.
-         Buatlah gantungan tadi di beberapa titik sekitar kolam, misal 2 atau 3 titik, dengan demikian lele akan memakannya secara merata.
 DENGAN MEDIA TERPAL
  Saat ini Usaha Budidaya Lele sangkuriang sudah banyak dgemari Masyarakat Indonesia Umumnya, dan itu sudah berkembang dimana-mana, namun demikian tidak ada salahnya jika dalam kesempatan ini saya akan membagi Artikel sebagai Bahan pengetahuan bagi anda yang mungkin tertarik untuk berusaha melakukan budidaya ikan lele sangkuriang, baiklah kita baca artikel di bawah ini, semoga bermanfaat.
Lele sangkuriang merupakan lele dumbo strain baru hasil dari rekayasa genetic yang dilakukan oleh BBAT sukabumi dalam upaya perbaikan mutu ikan lele.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama dipulau jawa, yang seterisnya di sumatera termasuk mukomuko propinsi Bengkulu.Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1). Dapat dibudidayakan dilahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi 2). Teknologi budidaya relative mudah dikuasai oleh masyarakat, 3).pemasarannya relative mudah dan 4). Modal usaha yang dibutuhkan relative rendah.
Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton.terpal yang dibutuhkan untuk pembuatan kola ini adalah jenis kolam terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran.Ukuran terpal yang disediakan oleh pabrik bermacam-macam sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan.Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan dipekarangan ataupun dihalaman rumah.
Salah satu keunggulan dari budidaya ikan lele sangkuriang di kolam terpal adalah murah biaya dan praktis. Sebenarnya kolam yang paling baik untuk budidaya ikan lele atau ikan yang lain adalah kolam dari tanah. Namun jika tak memiliki lahan yang cukup atau cocok maka alternatif lain yang lebih simple dan mudah adalah kolam terpal. Adapun keunggulan pemakaian kolam terpal adalah sbb:
Keuntungan dari kolam terpal :
1. terhindar dari pemangsaan ikan liar
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan penggantian air maupun panen
3. Dapat dijadikan peluang usaha mikro dan makro
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas,lele terlihat tampak bersih,dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan diwadah lain
Dapat diterapkan di lahan terbatas
Dapat diterapkan di lahan atau tanah yang porous (tanah yang menyerap air) atau berpasir
Biaya investasi murah
Dapat diterapkan di daerah sulit air
Pembuatannya praktis
Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal tidak berbau lumpur
Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal jarang diserang penyakit
Kelangsungan hidup (Survival Rate) ikan lele yang dipelihara di kolam terpal lebih tinggi, bisa mencapai 95%
Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah
1. Usahakan lahan yang sedikit rindang,tapi jangan langsung dibawah pohon
2. Terpal ukuran 6 x 8 meter (terpal jenis A3 lebih tebal),saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok,
3. Tanah digali dengan kedalaman ± 70 cm, dan lebar 4 x 6 m2 untuk menempatkan posisi terpal.
4. keliling kolam harus di pagar dengan waring untuk menghindari gangguan hewan ternak atu mengantisipasi lele melompat.
5. untuk menguatkan posisi terpal dibibir kolam sebaiknya di pasang karung yang diisi dengan tanah sepanjang keliling kolam.
Peralatan Penunjang
Beberapa jenis alat yang diperlukan diantaranya adalah timbangan,alat tangkap (serok/lambit),ember dll.Alat-alat tersebut biasanya dipakai untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot tubuh ikan
Persiapan Kolam
Sebelum digunakan,sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu.Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan
planton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih ikan lele.Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gr/m2 atau dalam ukuran 4 x 6 m2 sebanyak 16 Kg . Dapat pula ditambahkan urea 15 gr/m2. Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 3 -5 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai wana air kolam berubah coklat atau kehijauan,yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.kemudian secara bertahap ketinggian air ditambah hingga minggu ke-
2, sebelum benih lele ditebar.
Penebaran benih
Sebelum benih ditebar,sebaiknya benih disucihamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KMNO4 (Kalium Permangat) atau PK dengan dosis 35 gr/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5 -10 menit
Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi/sore hari.pada kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu besar.Hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung.Kedalam air kolam pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih.
Jumlah padat tebar benih 75-100 ekor/m2 yang berukuran 5 - 8 cm. Kedalaman air pada benih diterbarkan ± 30 cm
Pemberian Pakan
Pada dasarnya Lele Sangkuriang merupakan ikan yang bersifat omnivora.Makanan yang diberikan bisa makanan alami yang bisa diperoleh dari sekitar kolam atau tempat tinggal kita. Pemberian makanan tambahan berupa pellet bisa diberikan jika tidak mau repot mencari makanan alami. Dalam Budi Daya Lele Sangkuriang jumlah besar cara ini lebih praktis dilaksanakan. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Cara menghitungnya dengan mengambil sampel beberapa Lele Sangkuring kemudian ditimbang. Untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pemberian pakan, makanan dicampurkan dengan probiotik. Menurut pengamatan beberapa petani dan peneliti probiotik mampu meningkatkan efisiensi pencernakan makanan sehingga ikan lele menjadi cepat besar dan bobot bertambah.
Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
Dan untuk diketahui juga bahwa Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berukuran 2 minggu berupa bentuk serbuk halus. Kemudian setelah itu berangsur-angsur digunakan pelet diameter 1 milimeter barulah kemudian beralih ke pellet ukuran 2 milimeter (sesuai umur ikan lele). Hal ini dimaksud agar pellet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran lele selama pertumbuhannya.
Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein berkisaran antara 28 – 33 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5% dari bobot total ikan dan pemberian sebanyak 3 x sehari (pagi,siang dan sore)
Hama dan Penyakit Ikan Lele
Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Jenis hama/penyakit
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.
Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.
Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.
2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
1 ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
2 terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
3 ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari
5. Penyakit cacing Trematoda
Biasanya penyakit yang Menyerang dalam budidaya lele sangkuriang di koam terpal adalah
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
1 direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
2 Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
3 menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
4 memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
5 dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
6 Parasit Hirudinae
Penyebab:
lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
Mengapa memilih lele sangkuriang:
Ceritanya, rasa daging Lele sangkuriang memiliki rasa yang lebih enak dan gurih, tak heran permintaannya semakin banyak. Selain rasa yang enak didukung pula dengan pertumbuhannya yang lebih cepat dari Lele Dumbo. Untuk benih yang ditabur pada ukuran 5-8 cm dalam masa pemeliharaan 130 hari sudah bisa dipanen dalam bobot 200 sampai 250 gr/ekor. Biasanya ada Lele Sangkuriang yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan lainnya, secara berkala misalnya satu bulan sekali, Lele Sangkuriang dipisahkan berdasarkan ukurannya. Hal ini dilakukan agar ikan yang pertumbuhannya lebih lambat tidak kalah dalam bersaing mengkonsumsi makanan. Selain itu ikan yang pertumbuhannya cepat bisa dipanen dalam waktu yang lebih cepat.
 
Sumber:
berbagai Sumber Budi daya Perikanan, Direktorat jendral Budidaya perikanan, dan petunjuk budidaya perikanan lainnya dari sumber informasi Budidaya lele sangkuriang.

 

 

No comments: