Dengan maraknya serangan penyakit layu fusarium
dan layu bakteri (Hermanto dkk, 2001; Hermanto, 2006; Kusumoto dkk.
2003), kita harus berhati-hati bila ingin mendatangkan benih pisang dari
tempat lain, karena akan meningkatkan resiko kontaminasi penyakit. Oleh
karena itu, alternatif untuk menyediakan benih pisang adalah dengan
mengoptimalkan rumpun pisang sehat yang telah tersedia di pekarangan (in-situ) untuk dijadikan benih.
Berbagai cara membuat benih pisang telah
dikenal baik secara tradisional yang telah turun temurun dilakukan
petani, maupun secara kultur jaringan. Walaupun perkembangan benih
kultur jaringan cukup pesat namun masih terbatas untuk varietas tertentu
asal introduksi yang biasa dikembangkan perkebunan besar dan belum
dapat memenuhi kebutuhan varietas lokal yang beragam jumlahnya dan
berbeda di masing-masing daerah, sehingga perbanyakan benih secara
sederhana dipandang masih layak diterapkan.
Berikut ini disampaikan 4 macam cara produksi benih pisang secara sederhana dengan memanfaatkan bagian rumpun pisang.
ALAT DAN BAHAN
Peralatan yang digunakan yaitu cangkul,
tembilang (linggis) bermata lebar, parang, pisau mata runcing dan
gembor. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu: media campuran pasir dan
kompos/pupuk kandang 1: 1, polybag, air, dan rumpun pisang yang sehat.
Dalam satu rumpun tanaman pisang yang lengkap terdapat anggota rumpun
yang biasa kita temui yaitu:
- Pohon induk, tanaman tertua dalam rumpun yang sedang berbuah.
- Tunggul/bonggol, ekas pohon pisang yang ditebang
- Anakan rebung, tunas anakan yang panjangnya 20 – 40 cm, belum berdaun
- Anakan muda/anakan pedang, tunas anakan berukuran 41-100 cm dan daunnya berbentuk seperti pedang dengan ujung runcing
- Anakan dewasa, tunas anakan tinggi > 100 cm, telah memiliki beberapa daun sempurna
- Tunas air, berbatang kurus dan panjang dengan diameter batang sama dengan bonggol
Bahan untuk membuat benih pisang. Dari kiri ke kanan: tunggul/ bonggol, anakan rebung, anakan pedang, anakan dewasa, dan tunas air. |
Dari kelima bahan diatas, yang
disarankan untuk dijadikan benih adalah anakan rebung, anakan pedang,
anakan dewasa dan tunggul. Anakan air tidak baik digunakan sebagai bibit
karena bonggol serta batangnya kecil dan jelek.
PELAKSANAAN
Ada 4 cara pelaksanaan perbanyakan sesuai dengan jenis bahan/bagian dari rumpun pisang yang digunakan, yaitu:
1. Anakan langsung
Yaitu bibit pisang yang berasal dari pemisahan anakan untuk langsung ditanam di kebun. Merupakan cara yang umum digunakan oleh petani karena murah dan mudah dilakukan. Bahan yang paling baik digunakan adalah anakan pedang (gambar 2a).
Anakan rebung kurang baik jika ditanam
langsung karena bonggolnya masih lunak dan terlalu kecil sehingga mudah
kekeringan. Sedangkan anakan dewasa terlalu berat dalam pengangkutan dan
kurang tahan terhadap cekaman lingkungan karena telah memiliki daun
sempurna. Bibit anakan setelah dipisahkan harus segera ditanam, jika
terlambat akan meningkatkan serangan hama penggerek dan kematian di
kebun.
Apabila pada saat tanam kekurangan air
dalam waktu yang cukup lama, bibit akan layu dan mati bagian batangnya,
tetapi bonggol yang tertimbun dalam tanah masih mampu untuk tumbuh dan
memulai pertumbuhan kembali membentuk bonggol baru diatas bonggol yang
lama (gambar 2b). Oleh karena itu, bila menanam pisang di musim kemarau
disarankan berupa bonggol dengan memotong 5 cm diatas leher bonggol
dengan cara ditimbun 5 cm dibawah permukaan tanah (gambar 2c).
Gambar 2a. Anakan pedang yang langsung di tanam di lapang
Gambar 2b. Benih yang kekeringan dan mengalami pertumbuhan kembali
Gambar 2c. Menanam bonggol anakan pedang untuk menghindari pengaruh kekeringan saat tanam
Bibit yang berasal dari anakan rebung
atau anakan yang memiliki bonggol terlalu kecil. Anakan disemai terlebih
dahulu dalam kantong plastik atau polybag sebelum ditanam di kebun.
Sebelum disemai, anakan rebung dipotong
batangnya 5 cm diatas leher bonggol merata atau berbentuk kerucut.
Kemudian bonggol ditanam sedalam leher bonggol dalam polybag yang berisi
media tanam (gambar 3). Apabila ingin melakukan sterilisasi, bonggol
dapat pula direndam dalam air hangat 55° C selama 15 menit atau
perendaman dalam pestisida sesuai anjuran.
Gambar 3. Cara semai anakan rebung
Selama satu bulan pertama, bibit di
letakkan di tempat teduh dengan penyinaran 50% dengan perawatan
penyiraman secukupnya mempertahankan lembab dan cenderung basah. Pada
bulan kedua diletakkan ditempat terbuka, dengan perawatan penyiraman
seperti bulan pertama, dan di siram larutan urea 2 gram/liter air setiap
2 minggu sekali. Benih ditanam di kebun pada umur 3-4 bulan setelah
semai.
No comments:
Post a Comment