Translate

Tuesday, August 6, 2013

Cara Menanam Cabai Yang Baik


Cabai atau cabe merah adalah buah dan tumbuhan anggota genusCapsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.

 

 
Menanam Cabai merupakan kegiatan budidaya pertanian yang bisa dibilang cukup kompleks. Dibandingkan dengan menanam tanaman hortikultura yang lain, menanam cabe memerlukan keahlian dan intensitas perawatan yang lebih optimal. Ada cara menanam cabe yang baik  menurut berbagi sumber dan refrensi.
Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).
berikut ini adalah beberapa cara menanam cabe yang bisa anda terapkan agar supaya hasil memuaskan
  • Persiapan laha
Dalam teknik budidaya cabe, hal yang cukup penting adalah mempersiapkan lahan. Dalam hal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam cabe.
Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik khusus yang kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.
  • Persiapan bibit
Salah satu cara menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus . Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Anda dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Anda juga bisa memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari cabe itu sendiri.
Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe). Siram dengan air sedikit saja agar tanah tetap basah dan lembab.Setelah sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap dipindahkan ke bedengan yang sudah disipakan sebelumnya.

  • Penanaman
Salah satu teknik budidaya cabe meliputi cara penanamannya. Pilihlah bibit cabe yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan memiliki daun sebanyak kira-kira 6 helai.
Lepas plastik polybag dan pindahkan bibit tersebut pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik (lebih baik pagi atau sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam lahan yang lebih luas, segera beri pupuk dan air secukupnya.

  • Perawatan
Perawatan tanaman adalah salah satu hal yang sangat penting dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit.
Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering, sedangkan pemupukan dapat dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa menggunakan obat atau pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.

  • Panen
Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Buah cabe yang bagus untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk.
Itulah beberapa cara sederhana dalam teknik budidaya cabe. Cukup mudah dilakukan dan Anda bisa mendapat hasil produksi yang memuaskan.
Dalam penanaman cabai terdapat permasalahan-permaslahan produksi
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen. Buah cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan maupun pada produksi cabai.


Upaya penanggulangan penanggulangan
Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat berbahaya bagi konsumen buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat.
Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan residu yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Disamping harga insektisida sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu fungisida dan pestisida lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).


 





Sunday, August 4, 2013

Penanganan Pasca Panen Jagung


Penanganan Pasca Panen Jagung meliputi:
Penyortiran
Penyortiran adalah Pemisahan Buah yang baik dengan buah yang tidak baik (Rusak, Busuk dll)
ini bertujuan untuk menghindari tertularnya jamur ke buah yang baik.
Perontokan/Pemipilan
Perontokan adalah pemisahan biji jagung dengan tongkol jagung. perontokan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin perontok atau mesin pemipil.
Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cara Konvesional dan secara modern. kalau dengan secara konvesional yaitu dijemur langsung dibawah sinar matahari, kalau cara modern yaitu menggunakan mesin pengering (Drayer). pengeringan dilakukan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada jagung.
Pengepakan
Setelah dilakukan pengeringan, jagung yang sudah kering dikemas dalam karung dengan ukuran 50Kg/Karung atau 100kg/karung. baru jagung siap dipasarkan dalam jagung pipilan kering.

BUDIDAYA JAGUNG MANIS


Jagung manis dapat ditanam didaerah dataran rendah dan dataran tinggi sampai ketinggian 900 meter dpl.. Suhu ideal untuk pertumbuhan Jagung Manis adalah 21 – 30 derajat Celcius. Tanah yang baik adalah tanah yang subur dan gembur dengan pH antara 5-6.
Jagung manis membutuhkan sinar matahari yang cukup banyak dan lahan tidak boleh tergenang air.
Pada musim kemarau baik ditanam di sawah tadah hujan yang ada air sedikit dan musim hujan ditanam di lahan kering atau tegalan. Kebutuhan benih jagung Manis per hektar adalah 7 kg.
Pengolahan Tanah
Bersihkan areal dari rumput liar dan jerami yang tdk berguna, cangkul lahan sedalam 30 – 40 cm, buat garitan dengan jarak antar garitan 80 – 90 cm. Taburkan pupuk organic misalnya Bokashi kotoran ayam, kotoran kambing, 5- 10 ton/ ha. Semprotkan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup per tangki dan disemprotkan merata pada tanah.
Tanaman jagung membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan memberikan hasil produksi yang baik. Air diperlukan saat penanaman, pembungaan (45–55 hari) dan pengisian biji (60–80 hari). Perlu diperhatikan drainase yang baik dan hindari tanaman tergenang air.
Pemupukan
Penanaman benih jagung manis dengan cara ditugal atau digarit, taburkan furadan diatas benih sebanyak 0,5 gram perlobang tanam, taburkan NPK dengan jarak 10 cm dari biji jagung sebanyak 2 gram per lubang:
7 – 15 hari setelah tanam dilakukan penyulaman, pemberian pupuk ZA 150 kg perhektar, SP – 36 300 kg/ ha, bila perlu semprot dengan Insektisida nabati. Semprotkan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
25 – 30 hari setelah tanam dilakukan penyiangan sekaligus pengguludan, bila perlu di taburi lg Furadan 3G pada titik tumbuh sekitar 5 butir kicil per tanaman, semprot dengan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
40 -45 hari setelah tanam dilakukan pemupukan dengan KCL lakukan penyemprotan bila ada hama yang sudah melebihi ambang ekonomi. Semprot dengan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
50 – 55 hari setelah tanam, mulai seleksi tongkol atau pohon jagung, penyemprotan bila perlu pada ketiak daun. Pada saat ini usahakan kebun jangan terganggu karena akan mempengaruhi proses persarian. Semprot dengan Solbi Agro dengan dosis 2 tutup pertangki, disemprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
Proses Panen
75 – 80 hari setelah tanam adalah waktu yang tepat melakukan pemetikan / panen. Ciri jagung dapat dipanen: Kelobot (bungkus janggel jagung) berwarna cokelat muda dan kering serta bijinya mengilat.
Pemetikan Jagung manis sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Udara panas cenderung dapat mengurangi kandungan gula pada biji jagung manis . Untuk mempertahankan kadar gula lebih lama, selepas panen dari kebun harus segera masuk ke ruang pendingin pada temperature 1 – 5 derajat Celcius, ini akan mempertahankan kemanisan hingga 10 hari, yang paling ideal yaitu dengan perlakuan khusus, setelah panen jagung langsung diangkut ke gudang atau ruang pendingin dan langsung dilaksanakan penyortiran dan pengemasan dengan plastic roping film. Plastik ini berfungsi sebagai penjaga kelembaban, mencegah kehilangan air, memperpanjang kesegaran jagung manis.