Translate

Wednesday, January 15, 2014

CARA MEMBUAT TELUR ASIN

Pada pembahasan di http://www.fatullah.blogspot.com sudah dipaparkan tentang bagaimana cara beternak itik Mojosari dan pemasarannya,telur itik yang sudah ada juga bisa kita pasarkan dengan cara lain salah satunya telur itik yang diasinkan karena selain harganya lebih tinggi cara pembuatannya juga mudah...ASAL ADA KEMAUAN AJA.
Proses pembuatan telur asin sebenarnya merupakan proses pengawetan telur yang tujuannya untuk mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur. Proses ini juga bertujuan untuk mencegah keluarnya air dari dalam telur. Pengawetan telur secara utuh bersama dengan kulitnya atau yang biasa kita sebut kerabang dapat kita lakukan dengan berbagai cara. Salah satu proses yang biasa digunakan antara lain :
  1. Proses pendinginan
  2. Proses pembungkusan kering
  3. Proses pelapisan dengan minyak
  4. Proses pencelupan dalam berbagai cairan.
Salah satu cara pengawetan telur yang lazim digunakan oleh masyarakat adalah dengan cara mengolahnya menjadi telur asin. Proses pengawetan dengan metode Telor Asin mudah dipraktekkan dan tidak memerlukan biaya yang mahal karena dengan peralatan yang minim kita sudah bisa mengawetkan telur. Ada tiga cara pembuatan telur asin yaitu :
  • Telur asin dengan menggunakan adonan garam berbentuk padat atau kering
  • Telur asin dengan menggunakan adonan garam ditambah ekstrak daun teh
  • Telur asin dengan menggunakan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau cairan teh.            -----Membuat Telor Asin PRAKTIS-----

    (tidak pakai abu/batu bata, prosesnya bersih dan yang pasti MASIR)
    Bahan :
    - 10 hingga 30 butir telur bebek segar ( paling baik telurnya berumur 1-2 hari)
    - 500 gr garam dapur / garam kotak / garam krosok
    - 1,5 – 2 liter air bersih (bisa juga air mineral)
    - toples kaca / plastic yg dpt ditutup rapat, (paling bagus Tupperware), ember plastic yg ada tutupnya jg bisa
      
  • Cara Pembuatan :
    1. sebelumnya telur direndam dulu selama -/+ 2 menit ( jika telur melayang / mengapung berarti telur itu jelek dan jgn di pakai). Kemudian cuci bersih dg sabun satu persatu telur bebek ( gunanya biar tdk ada kotoran yg menempel pd kulit telur yg bisa mengakibatkan telur menjadi busuk), sambil digosok perlahan-lahan pada bagian permukaan kulitnya secara merata dengan menggunakan sisi kasar spons pencuci alat dapur, tp jangan telalu lama. Maksudnya, supaya pori2 kulit telur bebek agak sedikit terbuka.
    2. Kemudian keringkan telur / tiriskan lalu letakkan perlahan telur bebek yang telah bersih dan kering dalam wadah, atau topless
    3. untuk membuat larutan garam pakai lah wadah/tempat tersendiri, jika garam bisa dilarutkan seluruhnya dg air dingin biasa maka larutan garam itu telah siap, namun jika tdk bisa maka rebuslah air hingga agak mendidih, kemudian tuangkan garam. Aduk perlahan hingga seluruh garam larut. Matikan api. Biarkan air larutan garam dingin kembali, kalo masih hangat akan mempengaruhi proses pembuatan.
    4. Kemudian tuangkan secara perlahan larutan air garam kedalam wadah atau topless yang sudah terisi telur bebek tadi. Perhatikan telur bebek harus kesemuanya terendam air garam (ternyata telurnya tdk mau tenggelam/mengapung di larutan air garam), solusinya adalah siapkan kantong plastic kiloan (biasanya yg 1 kilo) trus diisi air bersih tdk usah penuh (separuh) dan kemudian taruh kantong plastik berisi air itu diatas rendeman telur tadi (kantong plastic itu menindih telur yg melayang di larutan garam tadi)
    5. Tutup wadah atau topless tersebut dan simpan tempat yg rata dan sejuk, lama perendaman 12 hari (sudah enak dan masir), namun jika lebih lama akan lebih baik.( dan lebih asin) tp lebih awet dan lebih MASIR ( 3 minggu).
    6. Setelah melewati batas waktu yang sudah ditentukan, telur asin diangkat dan ditiriskan kemudian direbus dengan api kecil hingga matang selama -/+ 1,5 jam gunanya agar kuning telur tdk pecah didalam telur karena benturan sesama telur jika apinya besar. Waktu merebus panci jgn ditutup.
    7. Selain di rebus, telor asin mentah juga ada yang di kukus…. Waktunya juga sama minimal 1,5 jam dengan api sedang.
    8. buat yang kurang suka rasa asin, durasi garam bisa dikurangi, dengan tidak mengurangi jarak waktu perendaman.

     Juga Masih banyak cara-cara diatas yang bisa anda coba 

Saturday, January 11, 2014

JARAK TANAM KELAPA SAWIT


Kelapa sawit merupakan tanaman primadona bagi sebagian orang yang ingin berwirausaha dibidang perkebunan. Namun terkedang dalam cara penanaman banyak perbedaan yang sangat mencolok antara perkebunan yang dikelola secara profesional dengan perkebunan rakyat. Hal yang paling mencolok adalah sistem pertanamannya dimana kelapa sawit rakyat menggunakan sistem bujur sangkar. Saya sendiri sering melihat perkebunan kelapa sawit sepanjang jalan lintas Sumatera Utara dan inilah yang saya temukan.
Sistem pertanaman kelapa sawit yang dianjurkan adalah segitiga sama sisi karena sistem ini lebih efisien sekitar 14 % dari pada sistem bujur sangkar dengan jarak yang sama. Alasan lainnya adalah kelapa sawit memiliki tajuk yang berbentuk lingkaran.
Bagaimana cara menghitungnya?
1. Bujur sangkar :
Perhitungannya sama dengan tanaman yang mempunyai sistem pertanaman segiempat, yaitu :
Rumus :

Perhitungan :
  • Luas Areal        : 1 Ha
  • Jarak Tanam    : 9m x 9m


 2. Segitiga
Gambar : oilpalm-mekarsari
Untuk lebih mudah memahami perhitungan jumlah populasi kelapa sawit, maka gambarlah segitiga sama sisi yang mewakili jarak antar tanaman kelapa sawit :
Dimana :
  • a : Jarak tanam
  • b : Jarak antar baris yang akan dicari
Rumus :

Perhitungan :
  • Luas Areal         : 1 Ha
  • Jarak Tanam     : 9m x 9m X 9m

Selain cara diatas, ada cara simpel yang digunakan untuk menghitung jumlah populasi yang dikutip dari buku Iyung Pahan :
Kredit : Iyung Pahan
Berikut juga hasil beberapa perhitungan kelapa sawit dari berbagai jarak tanam :
Jumlah populasi kelapa sawit berdasarkan jarak tanam, kredit : Iyung Pahan
Kesimpulan :
Dari perhitungan diatas tentunya sistem segitiga sama sisi lebih menguntungkan karena jumlah populasi yang lebih banyak. selain itu dalam hal persaingan terutama cahaya matahari, tentunya sistem segitiga lebih unggul karena tajuk tidak saling menutupi.
Sekian artikel sederhana yang mungkin sebagian sudah tahu, namun bagi yang masih bingung, silahkan ditanyakan saya pada kolom komentar dibawah 
Sumber : Pahan, I. 2008. Panduan Kelapa Sawit dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta

Cara memper banyak benih kelapa sawit

Cara membuat benih kelapa sawit diperlukan ketelatenan agar pohon kelapa sawitnya tumbuh baik dan panennya memuaskan, untuk itu diperlukan beberapa langkah untuk mendapatkan bibit yang baik. 
Proses pembuatan benih kelapa sawit:
1. Bunga betina dari pohon induk duradeli dibersihkan dan disemprot dengan insektisida kemudian dibungkus dengan kantong khusus yang tahan air kemudian di ikat pada bagian pangkalnya. Hal ini bertujuan agar serangga penyerbuk tidak dapat masuk kedalam sehingga buah yang dihasilkan nantinya adalah murni hasil persilangan.
2. Bunga jantan pada tanaman induk psifera dibungkus dengan kantong khusus dan setelah mekar dipotong untuk diambil serbuk sarinya. Serbuk sari tersebut kemudian di simpan. Jika ingin digunakan maka diuji di labaoratorium untuk mengetes apakah masih hidup.
3. Bunga betina yang sudah mekar kemudian diserbuki dengan alat khusus yang biasa digunakan dalam proses penyerbukan.
4. Buah hasil persilangan yang dihasilkan kemudian diolah untuk proses pengecambahan.
5. Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya. Pengupasan buah kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.
6. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama kurang lebih satu minggu dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru. 
7. Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
8. Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastic berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang  pengecambahan yang suhunya 39 0C.
9. Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air  dengan menggunakan gunakan hand mist sprayer agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.
10. Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.
11. Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.


Cara lain untuk membuat bibit kelapa sawit:
1.Untuk memilih kecambah sawit.
Kalau mau yang jenis tenera : pilih yang bijinya kecil dan tempurungnya tipis.
Kalau mau yang jenis dura : pilih yang bijinya besar dan tempurungnya tebal.
Pilih juga yang mata tunasnya putih bersih, tidak cacat dan panjang akarnya tak lebih dari 2 cm. Pilih yang bentuk bijinya lonjong seperti buah melinjo. Tempurung berwarna hitam pekat, bersih dari sabut dan jamur. Mata tunas hanya satu setiap biji. Bentuk tunas bagus, tidak bengkok. Tunas dan akar masih segar, tudung akar masih utuh.

2.Untuk memilih bibit kecil (baby).
Pilih yang bentuk tajuknya bagus, bongkotnya (bagian batang paling bawah) besar, gemuk pendek, jangan pilih yang tinggi langsing. Daun dan batang hijau segar, usia 3 bulan minimal sudah memiliki 4 pelepah daun yang terbuka. Jangan pilih yang pelepah daunnya menutup atau tidak membuka. Akarnya kokoh, tidak goyah. Pilih juga yang daunnya tidak cacat karena penyakit layu atau karena dimakan ulat.

3.Untuk memilih bibit besar siap tanam.
Bibit sawit umumnya ditanam ketika sudah berumur satu tahun, terhitung sejak mulai dipindahkan ke polibag besar dari usia baby (tiga bulan). Namun bila akan ditanam di lahan yang basah atau banyak hama tikus, maka biasanya yang ditanam adalah yang berumur dua tahun. Bibit umur dua tahun terlebih dahulu dipotong semua pelepah daunnya hingga tinggal setengah.

Adapun ciri bibit besar yang bagus adalah sama dengan ciri bibit baby, ditambahadanya sulur pada ujung pelepah daun yang bagian atas. Selain itu, jangan pilih bibit besar yang tumbuh besar jauh melebihi kawan-kawannya, karena biasanya bibit itu adalah jantan. Kalau pun mau di tanam utk membantu penyerbukan nantinya, tanamlah satu pohon saja utk setiap 51 pohon.

Biasanya, bibit besar yang ditempatkan dibagian pinggiran pembibitan, akan tumbuh tidak setinggi kawannya yang lebih ke tengah. Ini normal saja. Dan bibit yang di pinggir ini bukanlah bibit yang tak bagus.

4.Bila pucuk kelapa sawit atau kelapa biasa terserang penggerek hama, semprot saja dengan air garam. Ingat, jangan biarkan lama-lama, karena pertumbuhan pucuk tanaman bisa sangat terganggu.

5.Untuk menormalkan sawit jagur/buah jarum.
Pohon sawit yang hanya berbuah kecil dan didominasi duri saja, jangan ditebang atau diganti baru, karena dapat dinormalkan dengan cara : panenlah buahnya dan potong pelepah sesuai jadwal kawannya yang berbuah normal. Setiap panen, kumpulkan sampah atau daun sawit yang kering disekeliling pangkal batangnya, lalu dibakar. 

Ukurlah besar tumpukan sampah hingga tak menyebabkan kematian karena api terlalu besar. Usahakan agar daun terbawah sampai layu sedikit. Lakukan setiap panen, sampai buahnya jadi normal. Biasanya sekitar 6 bulan sampai setahun. Cara ini umum dilakukan para petani sawit rakyat di Sumatera Utara, dan tingkat keberhasilannya biasanya di atas 90%.

Cara menanam kelapa sawit yang benar



Berikut saya berikan beberapa tips dan cara dalam menanam kelapa sawit. Tips ini dirangkum dari pengalaman saya selama belajar, membuat bibit dan bertanam kelapa sawit yang benar
1. Pada lahan daerah kering, menanam sawit sebaiknya dengan sistem lembah tangkapan air. Maksudnya tanah digali dahulu berbentuk bulat berdiameter 150cm sedalam 30cm,baru ditengahnya digali lagi lubang petak ukuran 50×50x50cm untuk lubang penanaman bibit. 

Ini akan sangat membantu asupan air, karena sawit adalah tanaman yang sangat banyak membutuhkan air. Selain itu akan membantu efisiensi pemupukan, karena akan menghidari hanyutnya pupuk dibawa air hujan. Akan tetapi tentu biayanya cukup besar. Namun dalam jangka panjang, perlakuan ini akan jauh lebih menguntungkan.
2. Pada lahan yang ada serangan hama tikusnya, balutlah pangkal pohon sawit yang baru ditanam dengan kawat ram atau kawat kandang ayam setinggi 50 cm. Bagian bawah kawat harus kandas ke tanah. Bisa juga memakai jala bekas. Pembalutan dilakukan dengan tidak terlalu ketat, agar pertumbuhan batang sawit tidak terganggu.
3. Bila ada pohon sawit yang berbuah jarum, atau durinya saja yang banyak namun buahnya kecil, jangan ditebang atau diganti. Kumpulkan sampah daunan kering disekitar pangkal batangnya lalu bakar sampai daun pada pelepah terbawah pohon sedikit layu. Lakukan setiap 20 hari sekali atau setiap pemanenan sawit sekitarnya. Selain itu, buah jarumnya harus tetap dipanen, dibuang. Pelepahnya juga dibersihkan sesuai rotasi pembersihan pelepah sawit lainnya. Secara perlahan pohon sawit ini akan berubah buahnya menjadi bagus layaknya sawit yang normal.
4.Lahan yang terlalu tinggi kandungan asam dan/atau aluminiumnya (AL), maka dapat dinetralkan dengan menaburkan pupuk abu, atau pupuk Dotani, atau tanah kapur sebanyak 30 kg perpohon. Perlakuan ini juga dapat diterapkan untuk lahan gambut dalam.
5. Ciri sawit jenis dura : sabut buahnya tipis, kernel ( tempurung bijinya ) besar dan tebal. Biji ( intinya ) juga besar atau berjumlah sampai tiga biji dalam satu tempurung atau cangkang. Jenis ini banyak ditanam petani rakyat, karena bobot TBS-nya yang lebih berat. Sebaliknya sawit jenis tenera, sabut kelapanya tebal, kernelnya kecil dan kulit kernelnya tipis. Bobot tbsnya lebih ringan dibanding sawit jenis dura Jenis tenera ini banyak ditanam perkebunan besar karena rendemen atau pesentase CPO nya yang tinggi. Juga kulit bijinya yang tipis dan lunak akan sangat menghemat usia peralatan pabrik kelapa sawit.
6. Jarak tanam pohon sawit sebaiknya tak kurang dari 9×8 meter. Kecuali anda menggunakan bibit sawit unggul pelepah pendek. Sawit unggul pelepah pendek ini memang dapat ditanam lebih rapat dari pada sawit lokal. Dan lebih menguntungkan dalam jangka pendek dan menengah. Tetapi dalam jangka panjang, maka hasilnya akan kalah sedikit dibanding sawit lokal, karena usia sawit lokal yang lebih panjang 3-4 tahun. Selain itu, sawit unggul tandan buahnya akan sedikit mengecil bila sudah berusia di atas 18 tahun dibanding sawit lokal. Dan batang pohon sawit unggul tidaklah sekokoh sawit lokal, sehingga sering patah atau tumbang jika ada angin besar. 

Ini yang membuat banyak perkebunan besar pohon sawitnya tinggal 60-75 persen saja saat akan peremajaan. Bandingkan dengan sawit lokal yang biasanya bertahan pada kisaran 90 persen pohon masih berdiri. Selain faktor bibit, faktor pemupukan juga ikut menentukan kekokohan pohon. Pupuk yang banyak akan membuat batang dan akar pohon sawit menjadi rapuh. Ciri pohon sawit yang kebanyakan pupuk adalah batangnya gundul, sedikit sekali sisa pangkal pelepah yang masih menempel.
7. Saat ini beberapa perkebunan melakukan planting inter planting saat peremajaan tanaman sawit. Maksudnya, tiga tahun sebelum sawit tua diafkir atau ditumbang, bibit sawit baru berumur dua tahun telah ditanam tepat diantara jarak tanak lama. Setelah tanaman baru berumur tiga tahun, baru sawit lama ditumbang dengan buldozer. Ada juga yang membunuh pohon tua itu dengan racun. Caranya adalah batang pohon sawit tua dibor dengan bor listrik mata panjang sampai pertengahan batangnya, lalu disuntikkan racun ke dalam lubang hasil bor tadi. kemudian lubang ditutup dengan tanah liat. Posisi lubang adalah mengarah ke bawah, sehingga racun tidak tumpah. Jumlah racun berkisar 150 cc.

Tips menanam pohon sawit
8. Bibit sawit yang umur dua tahun, sebelum dibawa ke lapangan, dipotong dulu semua pelepahnya setengah, kecuali bagian pucuk. Ini untuk mencegah stress akibat penguapan air pohon yang berlebihan. Ingat, jangan membuang tanah yang ada dalam polibag. Dan polibag harus dibuka sebelum bibit ditanamkan. Hentikan penyiraman bibit dua hari sebelum dipindahkan ke lapangan, guna mencegah pecahnya tanah saat diangkut.
9. Waktu membongkar bibit besar dari tempat tanam pembibitannya, miringkanlah bibit lalu potonglah akarnya yang menembus polibag dengan arit/sabit. Jangan pernah menariknya dengan paksa. Demikian sedikit tips tentang cara bertanam sawit.

Cara Pengembangan Kelapa Sawit

Didaerah Ujungkulon tepatnya disekitaran Cibaliung lagi gencar-gencarnya masyarakat menanam kelapa sawit,bahkan disini sudah ada perkebunan swasta yang mengembangkan bahkan sudah menghasilkan Kelapa Sawit.memang hasilnya sangat menjanjikan.
kali ini saya akan coba berikan beberapa Rekomendasinya Tata cara menanam Kelapa Sawit.

Cara membuat benih kelapa sawit diperlukan ketelatenan agar pohon kelapa sawitnya tumbuh baik dan panennya memuaskan, untuk itu diperlukan beberapa langkah untuk mendapatkan bibit yang baik. 
Proses pembuatan benih kelapa sawit:
1. Bunga betina dari pohon induk duradeli dibersihkan dan disemprot dengan insektisida kemudian dibungkus dengan kantong khusus yang tahan air kemudian di ikat pada bagian pangkalnya. Hal ini bertujuan agar serangga penyerbuk tidak dapat masuk kedalam sehingga buah yang dihasilkan nantinya adalah murni hasil persilangan.
2. Bunga jantan pada tanaman induk psifera dibungkus dengan kantong khusus dan setelah mekar dipotong untuk diambil serbuk sarinya. Serbuk sari tersebut kemudian di simpan. Jika ingin digunakan maka diuji di labaoratorium untuk mengetes apakah masih hidup.
3. Bunga betina yang sudah mekar kemudian diserbuki dengan alat khusus yang biasa digunakan dalam proses penyerbukan.
4. Buah hasil persilangan yang dihasilkan kemudian diolah untuk proses pengecambahan.
5. Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya. Pengupasan buah kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.
6. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama kurang lebih satu minggu dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru. 
7. Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
8. Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastic berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang  pengecambahan yang suhunya 39 0C.
9. Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air  dengan menggunakan gunakan hand mist sprayer agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.
10. Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.
11. Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.

Cara lain untuk membuat bibit kelapa sawit:
1.Untuk memilih kecambah sawit.
Kalau mau yang jenis tenera : pilih yang bijinya kecil dan tempurungnya tipis.
Kalau mau yang jenis dura : pilih yang bijinya besar dan tempurungnya tebal.
Pilih juga yang mata tunasnya putih bersih, tidak cacat dan panjang akarnya tak lebih dari 2 cm. Pilih yang bentuk bijinya lonjong seperti buah melinjo. Tempurung berwarna hitam pekat, bersih dari sabut dan jamur. Mata tunas hanya satu setiap biji. Bentuk tunas bagus, tidak bengkok. Tunas dan akar masih segar, tudung akar masih utuh.

2.Untuk memilih bibit kecil (baby).
Pilih yang bentuk tajuknya bagus, bongkotnya (bagian batang paling bawah) besar, gemuk pendek, jangan pilih yang tinggi langsing. Daun dan batang hijau segar, usia 3 bulan minimal sudah memiliki 4 pelepah daun yang terbuka. Jangan pilih yang pelepah daunnya menutup atau tidak membuka. Akarnya kokoh, tidak goyah. Pilih juga yang daunnya tidak cacat karena penyakit layu atau karena dimakan ulat.

3.Untuk memilih bibit besar siap tanam.
Bibit sawit umumnya ditanam ketika sudah berumur satu tahun, terhitung sejak mulai dipindahkan ke polibag besar dari usia baby (tiga bulan). Namun bila akan ditanam di lahan yang basah atau banyak hama tikus, maka biasanya yang ditanam adalah yang berumur dua tahun. Bibit umur dua tahun terlebih dahulu dipotong semua pelepah daunnya hingga tinggal setengah.

Adapun ciri bibit besar yang bagus adalah sama dengan ciri bibit baby, ditambahadanya sulur pada ujung pelepah daun yang bagian atas. Selain itu, jangan pilih bibit besar yang tumbuh besar jauh melebihi kawan-kawannya, karena biasanya bibit itu adalah jantan. Kalau pun mau di tanam utk membantu penyerbukan nantinya, tanamlah satu pohon saja utk setiap 51 pohon.

Biasanya, bibit besar yang ditempatkan dibagian pinggiran pembibitan, akan tumbuh tidak setinggi kawannya yang lebih ke tengah. Ini normal saja. Dan bibit yang di pinggir ini bukanlah bibit yang tak bagus.

4.Bila pucuk kelapa sawit atau kelapa biasa terserang penggerek hama, semprot saja dengan air garam. Ingat, jangan biarkan lama-lama, karena pertumbuhan pucuk tanaman bisa sangat terganggu.

5.Untuk menormalkan sawit jagur/buah jarum.
Pohon sawit yang hanya berbuah kecil dan didominasi duri saja, jangan ditebang atau diganti baru, karena dapat dinormalkan dengan cara : panenlah buahnya dan potong pelepah sesuai jadwal kawannya yang berbuah normal. Setiap panen, kumpulkan sampah atau daun sawit yang kering disekeliling pangkal batangnya, lalu dibakar. 

Ukurlah besar tumpukan sampah hingga tak menyebabkan kematian karena api terlalu besar. Usahakan agar daun terbawah sampai layu sedikit. Lakukan setiap panen, sampai buahnya jadi normal. Biasanya sekitar 6 bulan sampai setahun. Cara ini umum dilakukan para petani sawit rakyat di Sumatera Utara, dan tingkat keberhasilannya biasanya di atas 90%.

Cara budidaya pohon pisang

1. Syarat Tumbuh
1.1 Iklim
1. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung terhadap pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat kurang maksimal.
2. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin topan dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.  Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tumbuh dengan dua bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
1.2. Media Tanam
1.Pisang dapat tumbuh ditanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam ditanah berhumus dengan pemupukan.
2.  Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena tanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah basah 100 – 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yg telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.

1.3. Ketinggian Tempat
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, pisang nangka dan pisang tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
2.Pedoman Budidaya
2.1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetative,dikembang biakan dengan tunas-tunas/anaknya
1.  Persyaratan Bibit : Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik dan sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Ada dua jenis bibit pisang: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg lebar.
2.  Penyiapan Bibit : Bibit dapat dibeli dari tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Bibit Pisang ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk, biarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyak jumlah tunas, maka lakukan pemotongan tunas.
3.  Sanitasi bibit bebelum ditanam : Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
1.   Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di akar.
2.   Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.
3.   Rendam umbi bibit sebatas leher batang didalam insektisida0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
4.   Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
5.   Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam bibit di dalam air panas beberapa menit.
2.2. Pengolahan Media Tanam
1.Pembukaan Lahan : Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan jarak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, terlebih dahulu lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan sengkedan dan pembuatan saluran air.
2.   Pembentukan Sengkedan Bagian tanah yang miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasok unsur hara dan juga penahan angin.
3.   Pembuatan Saluran Pembuangan Air, Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil dan tanah datar. Di atas landasan dan sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.
Cara budidaya pohon pisang
2.3. Tehnik Penanaman
1.   Penentuan Pola Tanaman : Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim. Dikebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
2.   Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
3.   Cara Penanaman : Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitasrasa buah.

2.4. Pemeliharaan Tanaman
1.   Penjarangan : Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahan rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.
2. Penyiangan : Rumput atau gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah agar akar dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa akar pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan tidak perlu dilakukan terlalu dalam.
3.   Perempalan : Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga. Pemangkasan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
4.   Pemupukan : Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dlm setahun).
5.   Pengairan dan Penyiraman : Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.
6.   Pemberian Mulsa : Tanah disekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
7.   Pemeliharaan BUAH: Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm dibawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak roboh akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm kedalam tanah.
Cara budidaya pohon pisang
3. Hama dan Penyakit
3.1.Hama
1. Ulat daun (Erienota thrax.)
·     Bagian yg diserang adalah daun.
·     Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
·      Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
2. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
·      Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang.
·      Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
·      Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3.  Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
·      Bagian yang diserang adalah akar.
·      Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak.
·      Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4.   Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
·      Bagian yang diserang adalah bunga & buah.
·      Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
·      Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
3.2. Penyakit
1.   Penyakit darah
·       Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
·       Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
·       Pengendalian: dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
2.   Panama
·       Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun.
·       Gejala: daun layu dan putus, pertama daun luar lalu daun dibagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
·       Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3.   Bintik daun
·       Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yg diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yg makin meluas.
·       Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4.   Layu
·       Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yang diserang adalah akar.
·       Gejala: tanaman layu dan mati.
·       Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
5.   Daun pucuk
·       Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk.
·       Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
·       Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3.3. Gulma
Tidak lama setelah tanam dan setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1.   Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Round up dan dalapon.
2.   Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3.   Menutup tanah dengan plastik polietilen.
Cara budidaya pohon pisang
4. Panen
4.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yg masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yg diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
4.2. Cara Panen
Buah pisang dipanen bersama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
4.3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
4.4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
Cara budidaya pohon pisang
5. Pasca Panen
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ketempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan diujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya

Perkiraan analisis budidaya pisang dengan luasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.

1) Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
a) Tahun ke-1  Rp. 5.338.000,-
b) Tahun ke-2  Rp. 4.235.000,-
c) Tahun ke-3  Rp. 4.518.000,-
d) Tahun ke-4  Rp. 4.545.300,-
2) Penerimaan tahun ke I sampai IV 
a) Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan  Rp. 6.000.000,-
b) Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
c) Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
d) Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
3) Keuntungan
a) Keuntungan selama 4 tahun penanaman  Rp. 23.363.700,-
b) Keuntungan/tahun  Rp. 5.840.925,-
4) Parameter Kelayakan Usaha  Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tandan Rp. 7.500,-
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. 


Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia.

Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup

Standar ini meliputi: klasifikasi dan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.

11.2. Diskripsi

Standar buah pisang ini mengacu kepada SNI 01-4229-1996.

11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu

a) Tingkat Ketuaan Buah (%): Mutu I=70-80; Mutu II <70 & >80

b) Keseragaman Kultivar: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
c) Keseragaman Ukuran: Mutu I=seragam; Mutu II=seragam
d) Kadar kotoran (% dalam bobot kotoran/bobot): Mutu I=0; Mutu II= 0
e) Tingkat kerusakan fisik/mekanis (% Bobot/bobot): Mutu I=0; Mutu II=0
f) Kemulusan Kulit (Maksimum): Mutu I=Mulus; Mutu II=Mulus
g) Serangga: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
h) Penyakit: Mutu I=bebas; Mutu II=bebas
Adapun persyaratan berdasarkan klasifikasi pisang adalah sebagai berikut:

a) Panjang Jari (cm): Kelas A 18,1-20,0; Kelas B 16,1-18,0; Kelas C 14,1-16,0

b) Berat Isi (kg): Kelas A > 3,0; Kelas B 2,5-3,0; Kelas C < 2,5
c) Dimeter Pisang (cm): Kelas A 2,5; Kelas B > 2,5; Kelas C < 2,5
Untuk mencapai dan mengetahui syarat mutu harus dilakukan pengujian yang meliputi :

a) Penentuan Keseragaman Kultivar.

Cara kerja dari pengujian adalah ; Hitung jumlah dari seluruh contoh buah pisang segar, amati satu persatu secara visual dan pisahkan buah yang tidak sesuai dengan untuk kultivar ang besangkutan. Hitung jumlah jari buah pisang yang tidak sesuai dengan kultivar tersebut. Hitung persentase jumlah jari buah pisang yang dinilai mempunyai bentuk dan warna yang tidak khas untuk kultivar yang bersangkutan terhadap jumlah jari keseluruhannya.
b) Penentuan Keseragaman Ukuran Buah.

Ukur panjang dari setiap buah contoh dan dihitung mulai dari ujung buah sampai pangkal tangkai dari seluruh contoh uji dengan menggunakan alat pengukur yang sesuai. Ukur pula garis tengah buah dengan menggunakan mistar geser. Pisahkan sesuai dengan penggolongan yang dinyatakan pada label di kemasan.

c) Penentuan Tingkat Ketuaan.

Perhatikan sudut-sudut pada kulit buah pisang segar. Buah yang tidsak bersudut lagi (hampir bulat) berati sudah tua 100%, sedangkan yang masih sangat nyata sudutnya berarti tingkat ketuaan masih 70% atau kurang.

d) Penentuan Tingkat Kerusakan Fisik/Mekanis

Hitung jumlah jari dari seluruh contoh buah pisang. Amati satu persatu jari buah secara visual dan pisahkan buah yang dinilai mengalami kerusakan mekanis/fisik berupa luka atau memar. Hitung jumlah yang rusak lalu bagi dengan jumlah keseluruhannya dan dikalikan dengan 100%.

e) Penentuan Kadar Kotoran

Timbang seluruh contoh buah yang diuji, amati secara visual kotorang yang ada, pisahkan kotoran yang ada pada buah dan kemasannya seperti tanah, getah, batang, potongan daun atau benda lain yang termasuk dalam istilah kotoran yang menempel pada buah dan kemasan, lalu timbang seluruh kotorannya. Berat kotoran per berat seluruh contoh buah yang diuji kali dengan 100%.

11.4. Pengambilan Contoh

Satu partai/lot buah pisang segar terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak sebanyak jumlah kemasan.

a) Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5.
b) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan 300, contoh yang diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10.
11.5 Pengemasan

Untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang

dengan plastik tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton.
Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:

a) Produksi Indonesia
b) Nama kultivar pisang
c) Nama perusahaan/ekspotir
d) Berat bersih
e) Berat kotor
f) Identitas pembeli
g) Tanggal panen
h) Saran suhu penyimpanan/pengangkutan
6. Cara membuat bibit pisang
a. Pohon yang sudah dipanen dibongkar, kemudian bersihkan bonggol dari tanah dan akar.
b. Perhatikan mata tunas dibonggol dan pilih mata tunas yang sudah muncul dengan    ketinggian mata tunas minimal 2,5 cm.

c. Potong mata tunas ini dengan menyertakan bagian bonggol , sehingga berbentuk seperti kubus atau tahu dengan ukuran 10x10x10 cm.

d. Untuk mengendalikan hama dan patogen, rendam potongan-potongan bentuk kubus atau tahu ini di dalam air hangat (50OC) atau direndam dalam campuran 2 g benlate (fungisida) + 1 cc (insektisida) per liter air selama lebih kurang 15 menit.

e. Setelah itu diangkat dan diangin-anginkan, agar air yang tersisa dalam potongan tersebut menjadi kering.

f. Siapkan polibag ukuran 25 x 30 cm (sesuai dengan ukuran potongan bonggol), isi dengan tanah subur atau dicampur dengan 10% kompos (perbandingan 1 bagian pupuk kandang/kompos dan 9 bagian tanah), dapat juga menggunakan pasir, kompos dan tanah (perbandingan 1 : 1: 8). Tanah yang digunakan tidak berasal dari bekas tanaman sakit atau terserang hama (sesuai persyaratan tanaman induk)

g. Tanam potongan bonggol (bentuk kubus) ini dengan mata tunas menghadap keatas, kemudian timbun kembali dengan tanah + 3 cm diatasnya atau dapat juga tanpa penimbunan dengan tanah. Penanaman dalam polibag sangat membantu ketika bibit yang dipersiapkan akan dibawa ketempat jauh.
h. Bila tidak menggunakan polibag, cara lain adalah dengan mempersiapkan bedengan selebar 50-100 cm dan panjang secukupnya, kemudian tanamkan kubus tadi dengan jarak 15 - 20 cm. Perbandingan antara tanah, pupuk kandang dan pasir adalah 8 : 1 : 1, agar tanah menjadi agak remah.
i. Penyiraman harus dilakukan dengan hati-hati dan secukupnya. Tanah basah akan mempercepat pembusukan dan diserang hama.
j. Setelah sekali penyiraman, bagian atas polibag ditutup/dilipat kedalam, sedangkan untuk bedengan ditutup dengan mulsa jerami kering.
k. Antara tiga sampai empat bulan kemudian, mata tunas tumbuh menjadi 20 – 30 cm dan dapat digunakan sebagai bibit. Semoga bermanfaat