Pelatihan diikuti oleh 102 peserta dari kecamatan Cimanggu, dengan komposisi ibu-ibu sebanyak 30%. Ini adalah pelatihan gaharu pertama di Indonesia yang diikuti oleh ibu-ibu dengan jumlah 30 orang, bakal masuk rekor MURI, soalnya selama ini pelatihan gaharu yang telah diselanggarakan mulai dari NAD ke Papua hanya diikuti bapak-bapak yang berbadan kekar, demikian sambutan pak KapuskonseR dalam pembukaan pelatihan.
Berkurangnya konflik masyarakat dengan TN. Ujung Kulon akhir-akhir ini telah berdampak positif terhadap peningkatan populasi badak Jawa. Hal ini merupakan implikasi dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Cibaliung Sumber Daya (PT.CSD) bekerjasama dengan Badan Litbang Kehutanan melalui Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi (Puskonser). Kegiatan CSR yang telah dilakukan sampai saat ini meliputi alih teknologi inokulasi gaharu dan penangkaran rusa.
Dalam Sambutannya pada Alih Teknologi Inokulasi Gaharu angkatan II pada (8/04), Ir. Adi Susmianto, MSc, Kapuskonser menyampaikan bahwa melalui kegiatan CSR ini diharapkan dapat tercipta lapangan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat. Kegiatan budidaya dan produksi gaharu ini sangat strategis karena tokoh masyarakat dapat menjadi motivator dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat sekaligus menjadi pelaku usahanya.
Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan masyarakat desa sekitar dalam penangkaran rusa maupun gaharu hasil budidaya ini secara tidak langsung dapat membantu kelestarian kawasan TN. Ujung Kulon dan peningkatan populasi badak Jawa.
Hasil sensus dengan trap camera, saat ini populasi badak Jawa berjumlah 51 ekor yang terdiri dari 29 ekor jantan dan 22 ekor betina, 8 ekor di antaranya masih tingkat anak. “Peningkatan populasi satwa terancam punah ini merupakan prestasi pemerintah bersama masyarakat yang dapat meningkatkan reputasi Indonesia di kancah internasional”, kata Beliau.
Kegiatan alih teknologi angkatan II ini mendapat apresiasi dari Camat, Kapolsek, Ketua MUI Kec. Cimanggu dan perwakilan Kepala Desa. Mereka berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara pihak perusahaan dengan masyarakat sekitarnya.
Pada kesempatan yang sama, Pihak PT. CSD menyampaikan bahwa sejak Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) tentang penangkaran rusa timor antara PT. CSD dengan Puskonser pada tanggal 19 Desember 2012, dari 10 ekor rusa timor yang dititipkan, 3 ekor di antaranya telah hamil.
Hadir sebagai pembicara pada alih teknologi tersebut beberapa peneliti Puskonser, yaitu Dr. Erdy Santoso, Dr. Maman Turjaman, Drs. Kuntadi, M.Agr, dan Ir. Atok Subiakto, M. APP.SC serta Ir. Ragil Setio, M.Sc. Materi yang disampaikan meliputi Budidaya Tanaman Penghasil Gaharu; Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Penghasil Gaharu; Teknologi Inokulasi; dan Prospek Pemasaran Gaharu; serta Teknologi Lebah Madu. Dalam paparannya, Dr. Erdy Santoso juga menunjukkan contoh hasil inokulasi gaharu selama 9 bulan dari Pulau Singkep, Kep. Riau yang telah menghasilkan gaharu 2 kg dengan harga Rp. 8 juta.
Berbeda dengan alih teknologi angkatan I yang didominasi oleh peserta perempuan, 48 orang peserta kali ini didominasi oleh laki-laki. Peserta yang hadir di kantor PT. CSD di Cimanggu, Pandeglang ini terdiri dari Kepala Desa, alim ulama dan tokoh masyarakat dari 6 desa Kecamatan Cimanggu, Kab. Pandeglang.
BAGAIMANA CARA MENANAM POHON GAHARU ?
Untuk menambah pengetahuan bagaimana cara budidaya pohon gaharu maka berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa anda lakukan untuk membudidayakan pohon gaharu:
1. Pemilihan Benih
Anda harus memilih biji gaharu yang sudah benar-benar tua dan berkualitas baik agar buah tersebut bisa tumbuh secara maksimal.
biji gaharu sebelum dikupas
biji gaharu yang telah dikupas
2. Proses Penyemaian
Setelah kita mendapatkan biji gaharu yang baik langkah selanjutnya adalah penyemaian biji, proses penyemaian sebaiknya di tempat yang teduh karena bibit gaharu tidak tahan dengan suhu udara panas. Langkah penyemaian bisa juga di lakukan langsung di media polibag bisa juga dengan media lain pada intinya di tempat yang teduh. Untuk penyemaian di lahan terbuka dapat dipasang paranet untuk mengurangi panas matahari. Gambar dibawah ini adalah lahan penyemaian bibit gaharu yang dipasang paranet untuk mengurangi cahaya matahari agar tidak terlalu panas.
3. Pemupukan dan perawatan pada lahan semai
Hama yang paling sering menyerang tanaman ini dalah ulat daun yang dapat menyebabkan tanaman mati atau tidak dapat tumbuh dengan baik.Untuk itu sebaiknya di lakukan penyemprotan 2-3 minggu sekali agar hasilnya lebih maksimal serta pemupukan bisa di laksanakan 1 bulan sekali.
4. Pemindahan Lahan / Penanaman
Setelah ketinggian tanaman mencapai 50cm barulah tanaman dipindah ke lahan penanaman. Sebelum penanaman sebaiknya dipersiapkan lahan terlebih dahulu. Buat lubang pada lahan dan di isi dengan pupuk kompos, diamkan hingga 2 minggu agar hasilnya lebih baik. Jarak tanam yang ideal untuk poho ini minimal 2x3 meter. Karena tanaman ini tidak tahan dengan udara yang panas, maka lahan harus ditutup atau diberi peneduh hingga tanaman benar2 kuat. Agar lebih efektif, tanaman ini dapat ditanam pada lahan tumpang sari. Tanaman ditanam pada sela-sela tanaman peneduh seperti karet, pepaya, pisang atau tanaman lainnya yang dapat digunakan sebai peneduh. Sebaiknya penanaman atau pemindahan lahan ini dalakukan pada awal musim penghujan.
5. Pemeliharaan
Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr / tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman.
Hama tanaman / pohon penghasil gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung dan pruning agar terkena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, dan Reagent. Pembersihan gulma dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.
No comments:
Post a Comment