Didaerah saya pohon sawo merupakan pohon keturunan artinya pohon yang pada orang sekarang jarang yang menanamnya, kenapa bisa disebut pohon keturunan karena yang nanam adalah orang tua zaman dahulu.
Sawo merupakan tanaman yang panjang umurnya dan terus menerus menghasilkan buah.
Sawo (Achras zapota) merupakan tanaman buah berupa pohon yang dapat
tumbuh besar dan berbuah lebat. Daunnya yang rimbun mampu menjadi
penaung dari sengatan matahari. Tanaman yang sebelumnya berada di daerah
tropis Guatemala (Amerika Tengah), Mexico, dan Hindia Barat ini telah
menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan
urutan klasifikasi di kalangan ilmiah, sawo yang disebut neesbery atau
sapodilla tergolong ke dalam famili Sapotaceae.
Buah sawo ternyata baik juga untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Maka tak heran, kini buah sawo makin banyak dijual dengan kemasan jus. Tak hanya itu, sawo ternyata juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit.
Buah berwarna cokelat yang di daerah Sumatera Barat lebih dikenal dengan sebutan saos ini ternyata menyimpan banyak khasiat. Selain rasanya yang manis, daging buah sawo dapat digunakan untuk menyembuhkan diare. Caranya adalah sebagai berikut:
- Ambil satu buah sawo muda dan cuci bersih.
- Parut, lalu peras dan saring. Tambahkan sedikit air matang.
- Minum dua kali sehari.
Cara Budidaya Tanaman Sawo
1. Pemilihan Lokasi Pertanaman
a. Iklim Tempat yang cocok Menanam Sawo
- Tanaman ini cukup bisa menyesuaikan terhadap berbagai suhu. Akan tetapi suhu yang terlalu panas akan merusak pertumbuhan sawo.
- Curah hujan antara 1250-2500 mm per tahun yang tersebar merata sepanjang tahun.
- Sawo cukup tahan terhadap gannguan angin.
b. Ketinggian tempat Sawo
- Sawo masih dapat tumbuh cukup baik sampai ketinggian 900 m di atas permukaan laut, meskipun masih dapat tumbuh sampai ketinggian 2500 m di atas permukaan laut.
c. Tanah Sawo
- Sawo tumbuh baik pada tanah alluvial dan tanah berpasir. Tanah liat masih cukup sesuai asal drainasenya baik.
- Sawo cukup tahan terhadap kekeringan.
- Sawo tumbuh baik pada tanah dengan kisaran pH tanah antara 6 – 7.
2. Cara Budidaya Sawo
a. Perbanyakan tanaman Sawo
- Sawo dapat diperbanyak dengan cara generatif (dengan biji) maupun secara vegetatif.
- Kualitas buah yang dihasilkan dengan biji tidak sama dengan sifat induknya, sedangkan yang diperbanyak dengan cara vegetatif (okulasi atau sambung) keunggulan sifat induknya dapat dipertahankan.
b. Pengolahan tanah Sawo
- Lahan disiapkan sebelum musim hujan.
- Lahan dibersihkan dari rerumputan, dibajak, dicangkul.
c. Jarak tanam Sawo
- Jarak tanam sekitar 8-9 m x 8-9 m, sehingga tanaman tidak akan berdekatan kalau sudah besar.
- Air dipasang pada tempat yang akan dibuat lobang tanam.
d. Pembuatan dan pengisian lobang Sawo
- Buat lubang-lubang dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm dengan titik tengah di tempat air.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
- Isi lubang dengan tanah bagian atas yang dicampur pupuk kandang _ 30 kg/ lubang.
- Dan bairkan lobang terbuka kira-kira 2 minggu untuk mempercepat pelapukan.
e. Penanaman Sawo
- Penanaman dilakukan pada musim hujan.
- Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- Polibag dilepas dengan hati-hati jangan sampai tanah menjadi pecah.
- Usahakan leher akar tetap seperti pada waktu di persemaian dan bagian yang diokulasi/sambung tidak tertimbun tanah.
- Peneduh, mulsa, dan tanaman penutup tanah sangat baik pada awal pertumbuhan sawo.
f. Perawatan Sawo
i. Penyiraman Sawo
- Dilakukan setiap hari sehingga tanaman tidak layu. Penyiraman harus hati-hati sebab sawo sangat peka terhadap genangan air.
ii. Pengendalian hama dan penyakit Sawo
- Ada beberapa penyakit yang biasa menyerang sawo yaitu penyakit pink (Corticium salmonicolor) dan penyakit bercak daun (Phaeophleospora indica). Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida yang mengandung sulfur atau tembaga. Sedangkan hama yang menyerang sawo adalah lalat buah (Daucus dorsalis) yang memakan daging buah yang sudah matang lakukan penyemprotan fungisida misalnya dengan bubur Bordeaux dengan dosis seperti yang tertera di kemasan. Keunggulan fungisida ini adalah kemampuannya melekat lebih baik dibandingkan fungisida lain. Sejauh ini belum ada cara pengendalian hama yang cukup memuaskan.
iii. Pemangkasan bunga, ranting dan cabang Sawo
- Sawo tidak mebutuhkan pemangkasan.
iv. Penyiangan dan penggemburan Sawo
- Gulma harus disiangi agar tidak menjadi pesaing tanaman sawo.
- Penyiangan pada tanaman muda harus dilakukan dengan hati-hati. Sebaiknya dilakukan dengan mencabut gulma.
- Penggemburan dilakukan disekitar tanaman sawo bersamaan dengan penyiangan sehingga memberikan lingkungan yang baik bagi akar.
v. Pemupukan Sawo
- Sawo membutuhkan 1.5 kg N, dan 0.5 kg P2O5 dan K2O per pohon.
- Pupuk diberikan 2 kali setahun, menjelang musim hujan untuk mendukung pertumbuhan dan menjelang musim hujan berakhir untuk mendukung produksi buah.
b. Pemanenan Sawo
- Sawo yang berasal dari biji mulai berbuah setelah berumur 5 tahun. Sawo dari perbanyakan vegetatif bisasanya berbuah lebih cepat.
- Jumlah buah tergantung umur tanaman. Tanaman berumur 15 tahun dapat menghasilkan 280-300 kg buah.
- Sawo bisa berbuah sepanjang tahun tetapi biasanya terdapat 1 atau 2 musim panen raya.
- Daging buah masak akan berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan.
- Dari luar penampakan buah masak sulit dilihat karena daging buah dilapisi kulit yang berwarna kuning kecoklatan. Buah masak akan menghasilkan lebih sedikit getah dibandingkan buah yang belum masak. Cara yang paling mudah mengamati buah masak adalah dengan membelah buah dan melihat daging buah.